Pertempuran dua klan samurai ini merupakan titik balik budaya dan politik dalam sejarah Jepang. Minamoto Yoritomo menjadi Shogun atau penguasa militer pertama Jepang. Dan-no-ura menandai awal di mana Jepang diperintah oleh para pejuang dan Shogun bukan dari kalangan bangsawan.
Kisah pertempuran ini merupakan momen penting dalam sejarah Jepang yang mendirikan keshogunan pertama dan mengakibatkan kematian seorang kaisar cilik dan diabadikan dalam Heike Monogatari (Kisah Heike).
Bagi samurai Heike, menyerah kepada musuh bukanlah suatu pilihan. Mereka yang tidak terbunuh dalam pertempuran, bunuh diri dengan menenggelamkan diri bersama kaisar mereka. Tubuh mereka menjadi makanan bagi kepiting heikegani yang menunggu di dasar laut.
Menurut legenda Jepang, hantu atau jiwa para samurai Heike bereinkarnasi menjadi kepiting Heikegani yang memakan sisa-sisa mereka, wajah marah mereka kini terlihat di cangkang kepiting.
Hingga saat ini, kepiting Heikegani konon berkeliaran di kedalaman lautan sekitar Jepang, mencari pusaka kerajaan mereka yang hilang.
Kepiting Heikegani berisi jiwa para prajurit samurai Heike yang terbunuh. Cerita berlanjut bahwa samurai Heike yang bereinkarnasi menjadi kepiting Heikegani. Heikegani menunjukkan kesetiaan mereka kepada klan mereka dengan mengenakan topeng ganas di cangkang mereka.
Dilansir dari Ancient Origins. dalam salah satu episode acara sains Cosmos: A Personal Voyage, Carl Sagon menguraikan teori yang dikemukakan oleh Julian Huxley pada tahun 1952. Huxley berteori bahwa, “Wajah samurai pada kepiting adalah hasil seleksi buatan, pasalnya nelayan yang memancing di perairan Jepang akan membuang kembali kepiting yang cangkangnya tampak seperti wajah samurai untuk menghormati jatuhnya Heike. Hal ini mengawetkan DNA heikegani yang berwajah mirip samurai sekaligus menipiskan garis genetik mereka yang tidak berwajah samurai.”
Krustasea dengan nama ilmiah Heikeposis Japonica ini merupakan salah satu spesies kepiting asli Jepang, dengan cangkang yang memiliki pola menyerupai wajah manusia.
Heikegani Japonica memiliki panjang maksimum 1,2 inci, terlalu kecil untuk dimakan, sehingga kecil kemungkinannya mereka ditangkap untuk dimakan. Lebih lanjut, analisis terhadap cangkang menunjukkan bahwa pola mirip wajah merupakan hasil titik sambungan jaringan otot dan ligamen.
Teori lain mengungkap ini hanyalah sejauh fenomena psikologis yang disebut pareidolia. Kemiripan wajah manusia yang terlihat pada cangkang kepiting.
Hal yang membuat benar-benar luar biasa adalah kemiripan cangkang mereka dengan wajah prajurit samurai, khususnya dengan pelindung kepala khas samurai atau kabuto. Tanda-tanda pada cangkangnya tampak seperti mata marah dan mulut meringis memberikan penampilan menakutkan yang telah memikat banyak orang selama berabad-abad.
Legenda Heikegani dikenal sebagai kepiting hantu samurai menjadi sangat populer di seluruh Jepang. Banyak yang menganggap bertemunya kepiting Heikegani sebagai pertanda dari roh prajurit samurai yang gugur. Mereka sering dikaitkan dengan kesetiaan, kehormatan, dan keberanian samurai yang sangat dihormati.
Kisah menarik ini berakar dalam cerita rakyat dan sejarah Kekaisaran Jepang. Saat ini, kepiting Heikeigani terus dipuja dalam budaya Jepang dan menjadi simbol kebanggaan nasional. Mereka berfungsi sebagai pengingat akan sejarah Jepang yang kaya dan daya tariknya yang abadi terhadap masa lalu samurai yang legendaris.
Source | : | marine biology,Ancient Origins,Japanese Station |
Penulis | : | Cicilia Nony Ayuningsih Bratajaya |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR