Ashigeru berjuang untuk diakui sebagai aset perang yang berharga. Hal itu menjadi langkah pertama bagi rakyat jelata yang ingin menjadi samurai sejati.
Toyotomi Hideyoshi, mantan ashigaru yang jadi penguasa di Kekaisaran Jepang
Ashigaru yang paling terkenal adalah Toyotomi Hideyoshi. Ia bangkit dari kaum tani sederhana menjadi penguasa Kekaisaran Jepang yang tak terbantahkan.
Hideyoshi adalah anak angkat seorang ashigaru di bawah Oda Nobunaga, pemersatu Kekaisaran Jepang. Meskipun sering diperdebatkan, Hideyoshi merupakan pembawa sandal Nobunaga. Terlepas dari posisinya yang sebenarnya, ia menjadi salah satu jenderal Nobunaga setelah serangkaian kesuksesan.
Setelah kematian majikannya, Hideyoshi mendukung suksesi cucu tuannya. Tapi di balik dukungan itu, ia berencana untuk merebut kekuasaan bagi dirinya sendiri. Setelah serangkaian konflik, ia akhirnya berhasil mengalahkan saingannya, dan menggantikan Nobunaga sebagai penguasa di Kekaisaran Jepang.
Ashigaru tidak dirancang untuk memungkinkan kaum tani mencapai puncak kekuasaan politik dan militer, namun hal tersebut bisa terjadi. Menjadi seorang ashigaru adalah satu-satunya jalan agar putra seorang petani bisa menjadi orang paling berkuasa di Kekaisaran Jepang. Yang dibutuhkan hanyalah bakat, ambisi yang besar, dan sedikit rencana politik.
Setelah Hideyoshi berkuasa, segalanya berubah bagi ashigaru. Hideyoshi takut rakyat jelata lain akan bangkit untuk menggantikannya suatu hari nanti. Maka ia menyingkirkan calon perampas kekuasaan dengan membekukan sistem kelas di Kekaisaran Jepang. Namun, hasilnya adalah setiap pejuang kini dianggap sebagai samurai.
Di bawah kepemimpinan Hideyoshi, ashigaru resmi bergabung dengan kelas prajurit. Namun ada tingkatan berbeda yang menentukan keuntungan seperti gaji dan kepemilikan tanah.
Seiring berjalannya waktu, tidak ada perbedaan antara ashigaru dan samurai tingkat tinggi. Garis yang memisahkan mereka menjadi terlalu tipis.
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR