Nationalgeographic.co.id—Sejarah peradaban Inca berkembang dengan konsep pemujaan dewa bersamaan dengan arsitektur dan tata kota Inca yang mengesankan. Peradaban Inca membentang di sepanjang Pegunungan Andes, meluas ke seluruh wilayah Amerika Selatan dengan membawa konsep tersebut.
Bangsa Inca sangat menghormati dua peradaban sebelumnya yang menduduki wilayah yang hampir sama - Wari dan Tiwanaku.
Seperti yang diketahui, situs Tiwanaku dan Danau Titicaca memainkan peranan penting dalam mitos penciptaan Inca. Oleh karenanya sangat dihormati dalam sejarah peradaban Inca.
Penguasa Inca melakukan ziarah rutin ke Tiwanaku dan pulau-pulau di danau, di mana dua kuil dibangun untuk Inti dewa Matahari dan dewa tertinggi Inca, serta dewi bulan Mama Kilya.
Penguasa Inca juga berziarah ke kompleks Coricancha di Cuzco. Dewa-dewa ini diwakili oleh karya seni logam mulia berukuran besar yang dihadiri dan disembah oleh para pendeta dan pendeta wanita.
Para pendeta dipimpin oleh orang terpenting kedua setelah raja, yaitu Imam Besar Matahari (Willaq Umu).
Dengan demikian, kepercayaan bangsa Inca sibuk mengendalikan alam dan menghindari bencana seperti gempa bumi, banjir, dan kekeringan.
Kepercayaan mereka dianggap membawa siklus perubahan alam, perputaran waktu yang melibatkan kematian dan pembaruan yang oleh bangsa Inca disebut pachakuti. .
Situs suci juga didirikan, sering kali memanfaatkan fitur alam yang menonjol seperti puncak gunung, gua, dan mata air. Huacas ini dapat digunakan untuk melakukan pengamatan astronomi pada waktu-waktu tertentu dalam setahun.
Upacara kepercayaan berlangsung menurut penanggalan astronomi, khususnya pergerakan matahari, bulan, dan Bima Sakti (Mayu).
Prosesi dan upacara juga bisa dikaitkan dengan pertanian, khususnya musim tanam dan panen. Selain Pulau Matahari Titicaca, situs Inca yang paling suci adalah Pachacamac.
Dalam sejarah peradaban Inca, situs itu adalah sebuah kota Inca dengan kuil yang dibangun untuk menghormati dewa dengan nama yang sama. Dewa ini yang menciptakan manusia, tumbuhan, dan bertanggung jawab atas gempa bumi.
Source | : | World History Encyclopedia |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR