Untuk membangun pasukannya menghadapi invasi Yunani kuno, Xerxes memberlakukan wajib militer di seluruh kekaisarannya. Di antara mereka yang wajib militer adalah lima putra Pythias, seorang gubernur Lydia.
Pythias meminta agar putra sulungnya tetap diizinkan menjadi ahli warisnya. Xerxes tersinggung, percaya bahwa Pythias meragukan keberhasilan invasi tersebut. Dia dilaporkan memotong putra Pythias menjadi dua dan memajang mayatnya di kedua sisi jalan.
Xerxes memiliki reputasi yang mengerikan di Kekaisaran Persia Akhemeniyah
Tidak ada catatan Persia asli yang bertahan dari zaman Kekaisaran Persia Akhemeniyah. Karena alasan itu, maka sumber informasi utama tentang Xerxes berasal dari sumber-sumber Yunani.
Raja Xerxes mendapat reputasi yang sangat negatif dari tokoh-tokoh seperti Herodotus. Meskipun banyak sarjana Yunani tampaknya mengagumi pendahulunya, Koresh dan Darius, Xerxes I digambarkan sebagai seorang tiran yang dibenci.
Orang Yunani kuno percaya bahwa Xerxes tidak mampu mengendalikan emosinya. Ia sering digambarkan sedang mengamuk melawan Yunani kuno dan meratapi kekalahannya.
Proyek Xerxes yang membuat Kekaisaran Persia Akhemeniyah nyaris bangkrut
Setelah kampanye Yunaninya yang gagal dan memakan biaya besar, Raja Xerxes mengalihkan perhatiannya ke proyek pembangunan yang mewah. Dia menambah kota kerajaan Persepolis yang telah dimulai di bawah pemerintahan ayahnya, Darius. Dia menyelesaikan istana Darius dan apadena (ruang audiensi).
Xerxes I kemudian memulai pembangunan istananya sendiri. Ingin melampaui pendahulunya, Xerxes membangun istananya dua kali lebih besar dari istana ayahnya. Ia menghubungkan kedua istana dengan teras.
Di samping istananya yang monumental, Xerxes juga membangun Gerbang Segala Bangsa yang megah, serta Aula Seratus Tiang.
Biaya proyek-proyek ini menempatkan kas Kekaisaran Akhemeniyah di bawah tekanan yang lebih besar. Setelah menghabiskan biaya besar dalam invasinya ke Yunani kuno, Xerxes mengenakan pajak yang besar kepada rakyat untuk mendanai proyek-proyek mewahnya.
Hal ini tidak diragukan lagi menyebabkan keresahan dan kebencian di seluruh Kekaisaran Persia Akhemeniyah. Bisa jadi, hal ini juga berkontribusi pada pembunuhan Xerxes.
Source | : | The Collector |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR