Nationalgeographic.co.id—Menilai kontes kecantikan biasanya bukanlah pekerjaan yang berisiko. Hal terburuk yang mungkin diharapkan oleh seorang juri adalah beberapa tuduhan bias. Namun dalam mitologi Yunani, kontes kecantikan memicu perang.
Kontes kecantikan dilakukan oleh para dewi mitologi Yunani dan seorang pangeran dari Troya menjadi jurinya. Kelak, hasil kontes itu akhirnya memicu Perang Troya yang legendaris.
Pernikahan Peleus dan Thetis
Kisah Judgement of Paris muncul di banyak sumber kuno, termasuk Bibliotheca (Apollodorus), Fabulae (Hyginus), dan Description of Greece (Pausanias).
Dalam kisah Perang Troya yang paling terkenal, Iliad, Homer hanya menyebutkannya sekilas. Semua sumber ini menyatakan bahwa titik awal Judgement of Paris adalah Pernikahan Peleus dan Thetis.
Peleus adalah pahlawan terkenal dalam mitologi Yunani Kuno, sedangkan Thetis adalah seorang Nereid, peri laut. Poseidon dan Zeus sama-sama berusaha mendapatkan cinta Thetis. Namun kedua dewa itu mendapatkan ramalan tentang kehebatan keturunan Thetis di masa depan. “Jadi Nereid dinikahkan dengan Peleus,” tulis Colin Quartermain di laman Owlcation.
Semua dewa mitologi Yunani diundang ke pesta pernikahan, kecuali Eris sang dewi perselisihan.
Marah karena tidak diundang, Eris memutuskan untuk tetap hadir di perayaan tersebut. Saat itu, ia membawa hadiah berupa sebuah apel emas. Konon, apel yang dibawa adalah apel ketidakharmonisan. Pada apel tersebut tertulis kata-kata “untuk yang tercantik”.
Eris yang marah kemudian melemparkan apel itu ke antara para tamu pernikahan dan menunggu pertengkaran dimulai.
Tiga dewi mengeklaim apel emas. Masing-masing percaya bahwa mereka adalah yang tercantik di antara para tamu yang berkumpul. Ketiga penggugat ini adalah Hera, istri Zeus, Aphrodite, dewi cinta dan kecantikan, dan Athena, dewi kebijaksanaan.
Masing-masing dari ketiga dewi tersebut memperdebatkan argumennya. Namun tentu saja, tidak satu pun dari mereka yang mau mendengarkan argumen satu sama lain. Dan mereka tidak mau memberikan gelar tercantik kepada saingannya.
Oleh karena itu, para dewi memutuskan bahwa Zeus harus membuat keputusan akhir.
Zeus cukup bijaksana untuk menghindari perselisihan. Oleh karena itu, dia memilih Paris untuk membuat keputusan.
Paris dan kontes kecantikan para dewi mitologi Yunani
Paris bukanlah dewa mitologi Yunani. Dia adalah seorang manusia fana dan Pangeran Troya. Sebagai putra Raja Priam dari Troya, Paris memelihara ternak dan domba ayahnya di Gunung Ida.
Paris terkenal karena selalu membuat keputusan yang adil. Ia kerap bertindak sebagai juri atau hakim yang tidak akan terpengaruh oleh pengaruh luar.
Oleh karena itu, Hermes membawa ketiga dewi itu ke Paris untuk mengambil keputusan. Ketiga dewi tersebut tidak membiarkan Paris mengambil keputusan hanya berdasarkan penampilan. “Masing-masing berusaha memengaruhi keputusan dengan menawarkan suap,” tambah Quartermain.
Hera menawarkan Paris kekayaan dan kekuasaan atas seluruh alam fana jika dia terpilih. Athena menjanjikan kepada Pangeran Troya setiap keterampilan yang diketahui, serta kemampuan untuk menjadi pejuang terhebat.
Terakhir, Aphrodite menawarkan Paris seorang wanita cantik untuk dinikahi. Ia adalah Helen. Putri Leda dan Zeus, Helen dikatakan sebagai wanita tercantik di dunia.
Paris memberikan keputusannya
Paris membuat keputusan. Keputusan Paris adalah bahwa Aphrodite adalah pemilik apel yang “paling cantik” dan sah. Tanpa keraguan. Paris terpengaruh oleh suap yang ditawarkan dewi cinta kepada sang pangeran.
Aphrodite akan menepati janjinya dan akan membantu Pangeran Troya dengan menculik Helen dari Sparta. Padahal saat itu, Helen sudah menikah dengan Menelaus.
Tentu saja keputusan yang diambil Paris tidak diterima dengan baik oleh Hera atau Athena. Keduanya menyimpan dendam seumur hidup terhadap Paris. Permusuhan Athena dan Hera nantinya akan ditampilkan dalam Perang Troya ketika kedua dewi berpihak pada pasukan Akhaia.
Bagai makan buah simalakama
Paris sebaiknya menghindari juri kontes kecantikan ini. Tapi manusia mana yang bisa menolak permintaan Zeus? Penolakan terhadap Paris mungkin akan berakibat fatal bagi sang pangeran.
Seluruh peristiwa tersebut telah direncanakan sebelumnya karena telah diramalkan bahwa Paris akan menyebabkan jatuhnya Troya.
Ketika Hecuba melahirkan Paris, muncul penglihatan bahwa sang ratu melihat Troya terbakar. Lalu peramal Troya Aesacus telah menyatakan bahwa Paris harus dibunuh untuk menyelamatkan kota tersebut.
Banyak sumber kuno juga menyatakan bahwa Zeus sendiri yang merencanakan segalanya. Ia mengatur agar Eris melempar apel dan memulai Perang Troya. Dengan begitu, dewa tertinggi dapat mengakhiri era para pahlawan Yunani kuno.
Mengapa Paris dipilih menjadi juri kontes kecantikan?
Zeus memilih Paris karena dua alasan. Pertama, Paris bukanlah makhluk abadi dan Zeus tidak menginginkan potensi konflik antar dewa.
Kedua, Paris dikenal sebagai hakim yang tidak memihak. Sebelumnya ia pernah menjadi juri kompetisi ternak. Alih-alih memilih ternaknya, ia justru memilih ternak lain. Hal itu dilakukan tanpa mengetahui bahwa ternak itu milik Ares.
Lalu jika Paris adalah hakim yang adil, mengapa ia menerima tawaran Aphrodite? Beberapa orang mungkin menganggap penerimaan Paris atas suap Aphrodite adalah hal yang aneh. Namun antara cinta, kekuasaan, dan kekuatan, Paris justru memilih cinta.
Pada akhirnya, keputusan Paris memicu Perang Troya yang berkepanjangan dalam mitologi Yunani.
Kobarkan Semangat Eksplorasi, National Geographic Apparel Stores Resmi Dibuka di Indonesia
Source | : | owlcation.com |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR