Nationalgeographic.co.id—Machu Picchu sering dijuluki sebagai "kota hilang" Kekaisaran Inca atau kota Inca yang hilang. Salah satu misteri yang belum terpecahkan terkait Kekaisaran Inca adalah siapa yang tinggal di Machu Picchu pada masa kejayaan kekaisaran tersebut?
Sebuah studi baru mencoba untuk memecahkan misteri tersebut. Untuk pertama kalinya, sebuah studi mencari tahu jawaban atas misteri tersebut dengan menggunakan DNA kuno dari jenazah yang dikuburkan lebih dari 500 tahun lalu.
Hasilnya telah keluar. Makalah hasil studi ini telah terbit di jurnal Science Advances pada 2023.
Para peneliti dalam studi ini, termasuk Jason Nesbitt, profesor arkeologi di Tulane University School of Liberal Arts, melakukan pengujian genetik pada individu-individu yang dikuburkan di Machu Picchu untuk mempelajari lebih lanjut tentang orang-orang yang tinggal dan bekerja di sana.
Machu Picchu adalah Situs Warisan Dunia UNESCO yang terletak di wilayah Cusco, Peru. Ini adalah salah satu situs arkeologi paling terkenal di dunia dan menarik ratusan ribu pengunjung setiap tahunnya. Dulunya, bangunan bersejarah ini merupakan bagian dari kawasan kerajaan Kekaisaran Inca.
Seperti kawasan kerajaan lainnya, Machu Picchu tidak hanya menjadi rumah bagi keluarga kerajaan dan anggota elite masyarakat Inca lainnya. Kawasan itu juga dihuni para pelayan dan pekerja, yang sebagian besar tinggal di kawasan tersebut sepanjang tahun.
Penduduk tersebut belum tentu berasal dari daerah setempat. Akhirnya, melalui penelitian ini para peneliti dapat memastikan, dengan bukti DNA, keragaman latar belakang mereka.
“Ini memberitahu kita, bukan tentang elite dan keluarga kerajaan, tetapi orang-orang dengan status lebih rendah,” kata Nesbitt, seperti dikutip dari keterangan tertulis Tulane University. “Ini adalah penguburan komunitas babu.”
Analisis DNA ini bekerja dengan cara yang hampir sama dengan cara kerja alat genetika modern. Para peneliti membandingkan DNA 34 individu yang dikuburkan di Machu Picchu dengan DNA individu-individu dari tempat lain di sekitar Kerajaan Inca serta beberapa genom modern dari Amerika Selatan untuk melihat seberapa dekat kekerabatan mereka.
Hasil analisis DNA menunjukkan bahwa individu-individu di Machu Picchu tersebut berasal dari seluruh Kerajaan Inca, bahkan ada yang sampai ke Amazonia. Hanya sedikit dari mereka yang berbagi DNA satu sama lain.
Hal ini menunjukkan bahwa mereka dibawa ke Machu Picchu sebagai individu dan bukan sebagai bagian dari keluarga atau kelompok komunitas.
“Sekarang, tentu saja, genetika tidak diterjemahkan ke dalam etnis atau semacamnya,” ujar Nesbitt tentang hasilnya, “tetapi hal ini menunjukkan bahwa mereka memiliki asal-usul yang berbeda di berbagai wilayah Kekaisaran Inca.”
Source | : | Tulane University |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR