Keberanian Hojo Tokimune melawan prajurit Mongol
“Di sisi lain, yang pada akhirnya menghentikan invasi bangsa Mongol adalah kekuatan samurai,” tambah Nagai.
Hojo Tokimune-lah yang merencanakan, menyusun strategi, dan memimpin pertahanan Kekaisaran Jepang melawan invasi bangsa Mongol. Namun, dia khawatir menjadi pengecut di saat-saat terakhir, mengetahui betapa kuatnya bangsa Mongol.
Untuk mengalahkan sifat pengecut, Tokimune meminta nasihat dari guru Zen yang bernama Mugaku Sogen. Nasihat yang diterima Tokimune adalah agar dia duduk bermeditasi.
Melalui cara ini, dia akan menemukan sendiri sumber kekhawatirannya. Setelah mengetahui sumbernya, barulah Tokimune mampu mengalahkannya dan akhirnya menghadapi ketakutannya.
Saat itu, Hojo Tokimune memerintah Kekaisaran Jepang dengan tangan besi. Meski pasukan Mongol terkenal akan kekuatannya, ia tidak gentar. Alih-alih tunduk, Tokimune terus menolak utusan Mongol, bahkan ia sampai memenggalnya.
Ketika bangsa Mongol kembali menyerbu Kekaisaran Jepang, Tokimune menemui guru Zennya.
Ia menyatakan bahwa ini adalah peristiwa terbesar dalam hidupnya. Mugaku menjawab dengan menanyakan bagaimana rencana Tokimune menghadapi bangsa Mongol. Dengan penuh keyakinan, Tokimune menjawab dengan kata katsu atau kemenangan.
Jawaban tersebut menunjukkan keyakinan Tokimune untuk mengalahkan penjajah. Dengan rasa bangga dan puas, Mugaku diyakini menanggapinya dengan pernyataan, “Memang benar anak singa mengaum seperti singa!”
Berkat perjuangannya bersama dengan para samurai Kekaisaran Jepang, bangsa Mongol pun angkat kaki setelah mengalami kegagalan.
Hojo Tokimune memimpin dari tahun 1268 hingga 17 Desember tahun 1284. Setelah hidup selama 32 tahun, Tokimune akhirnya meninggal pada tanggal 20 April tahun 1284. Istrinya bernama Kakusanni.
Bersama istrinya, ia memiliki seorang anak yang mereka beri nama Hojo Sadatoki. Tokimune juga memiliki saudara kandung bernama Hojo Tokisuke dan Hojo Munemasa.
Dalam sejarah Jepang, Hojo Tokimune dikenal sebagai penguasa yang berani menghadapi ancaman bangsa Mongol.
Source | : | Yabai.com |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR