Nationalgeographic.co.id—Kisah Theseus yang membunuh Minotaur adalah salah satu kisah dalam mitologi Yunani yang paling tragis dan menarik. Kisah Theseus yang membunuh Minotaur justru berakhir dengan kesedihan karena kesalahpahaman yang menyebabkan ayahnya mati bunuh diri,
Theseus adalah pahlawan asli Yunani, sementara Minotaur adalah monster yang menakutkan dan protagonis utama. Sampai arkeolog Inggris Sir Arthur Evans menemukan istana Knossos, kisah setengah manusia setengah banteng yang dibunuh oleh Theseus di dalam labirin dianggap sebagai mitos populer. Namun, perubahan arkeologi telah mengubah hal ini.
Kisah tersebut melibatkan dewa dan monster, pahlawan dan raja, serta dua negara kota utama di dunia Hellenic, yaitu Athena dan Kreta.
Kelahiran Minotaur dan Labirin Kreta
Raja Minos dari Kreta berjuang keras melawan saudaranya untuk naik takhta. Setelah memenangkan jabatan raja dan mengasingkan saudaranya, Minos berdoa kepada Poseidon, dewa laut.
Ia meminta seekor banteng seputih salju sebagai tanda persetujuan dewa. Minos seharusnya mengorbankan banteng itu ketika muncul, tetapi banteng itu sangat indah sehingga dia malah menyimpannya.
Poseidon marah karena sikap Raja Minos yang tidak berterima kasih dan egois. Sehingga menyebabkan istri Minos yang bernama Pasiphae, jatuh cinta begitu dalam pada banteng sehingga dia kawin dengan hewan tersebut.
Keturunan mereka adalah seekor jantan dengan kepala dan ekor banteng, makhluk setengah manusia, setengah hewan yang menghancurkan.
Minotaur pada awalnya dirawat oleh Pasiphae, tetapi seiring bertambahnya usia, ia menjadi kasar. Raja Minos meminta arsitek Daedalus merancang labirin rumit di dalam istana tempat makhluk itu disimpan.
Menurut Diodorus Siculus, Aegeus membunuh Androgeus karena takut Androgeus akan mendukung putra Pallas untuk melawannya.
Dalam versi lain, Androgeus terbunuh dalam pertempuran antara Athena dan Kreta. Menurut mitologi Yunani, kota Athena bertanggung jawab atas kematian Androgeus.
Orang-orang Yunani kemudian harus memberikan penghormatan kepada Raja Kreta berupa tujuh pemuda terbaik dan paling mulia.
Tidak hanya itu, mereka juga harus menyerahkan tujuh gadis terbaik dan paling berbudi luhur setiap tahunnya. Walaupun menurut versi lain, hal itu dilakukan setiap sembilan tahun.
Source | : | Greek Reporter |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR