Nationalgeographic.co.id—Medusa telah melekat dalam imajinasi banyak orang sebagai monster yang sangat mengerikan. Ia sering disorot sebagai bagian dari Gorgon–tiga monster wanita–yang memiliki kemampuan mengubah seseorang menjadi batu hanya dengan melihatnya.
Meskipun telah dikenal luas sebagai monster jahat dalam mitologi Yunani, tak banyak yang mengetahui bahwa ia memiliki latar belakangnya yang menarik, bahkan mengharukan.
“Medusa lebih dari sekedar monster. Ia adalah karakter yang memiliki banyak sisi, yang dirugikan,” tulis Dani Rhys, pada laman Symbolsage.
Siapa Medusa Mitologi Yunani?
Nama Gorgon berasal dari kata gorgos, yang dalam bahasa Yunani berarti mengerikan. Garis keturunan Medusa tidak terlalu jelas.
Dalam beberapa versi, ibunya dikatakan bernama Gaia dan ayahnya bernama Phorcys. Namun, sumber lain menyebutkan bahwa Ceto dan Phorcys adalah orang tua para Gorgon.
“Medusa adalah satu-satunya di antara saudari Gorgon yang fana, meskipun bagaimana ia bisa menjadi satu-satunya anak perempuan fana yang dilahirkan oleh makhluk abadi tidak dijelaskan dengan jelas,” kata Dani.
Dalam beberapa mitos, Medusa dan saudara-saudaranya terlahir sebagai monster. Namun dalam versi populer dari kisahnya, Medusa adalah seorang gadis cantik yang mengabdi di kuil Athena.
Pemerkosaan Medusa
Kecantikan Medusa begitu luar biasa, bahkan dewa laut yang kuat, Poseidon, merasa tak tertahankan dan mencoba merayunya.
Alih-alih terpikat, Medusa justru menolaknya. Hal ini membuat Poseidon menyerangnya dan memperkosanya di dalam kuil yang didedikasikan untuk dewi Athena. Sang dewi terbangun dengan kemarahan atas apa yang telah terjadi di dalam aula sucinya.
Untuk beberapa alasan yang tidak diketahui, Athena tidak menghukum Poseidon atas pemerkosaan yang dilakukannya.
“Bisa jadi karena Poseidon adalah pamannya dan dewa laut yang kuat. Ini berarti bahwa secara teknis, hanya Zeus yang dapat menghukum Poseidon atas kejahatannya,” kata Dani. “Bisa juga karena Athena iri dengan kecantikan Medusa dan ketertarikan para pria terhadapnya.”
Kejadian ini dimanfaatkan oleh Athena untuk menghancurkan kecantikan Medusa. Ia melakukan ini dengan mengubahnya menjadi monster yang mengerikan, dengan ular-ular yang tumbuh dari kepalanya.
Tak cukup secara fisik, Athena juga memberi kutukan kepada Medusa dengan tatapan mematikan. Siapa pun yang berani menatap matanya, maka ia menjadi batu.
Beberapa cerita mengatakan bahwa sebagai hasil dari pemerkosaan tersebut, Medusa melahirkan Pegasus, kuda bersayap, serta Chrysaor, pahlawan pedang emas. Namun, cerita lain mengatakan bahwa kedua anaknya muncul dari kepalanya setelah ia dibunuh oleh Perseus.
Perseus dan Medusa
Seorang manusia setengah dewa, putra Zeus dan Danae, Perseus adalah salah satu pahlawan terbesar dalam mitologi Yunani. Ia dikirim dalam sebuah misi untuk membunuh Medusa.
Dengan kekuatannya dan bantuan para dewa, ia berhasil melawan Medusa dan memenggal kepalanya. Perseus menggunakan perisainya sebagai cermin dan menghindari kontak mata langsung saat bertarung dengannya.
Bahkan setelah pemenggalan kepalanya, kepala Medusa masih sangat kuat. Perseus menggunakan kepalanya yang terpenggal sebagai senjata ampuh untuk membunuh monster laut, Cetus.
Ia akhirnya bisa menyelamatkan Andromeda, putri Ethiopia yang akan dikorbankan untuk Cetus. Putri ini kemudian menjadi istrinya dan melahirkan anak-anak baginya.
Setelah petualangannya, Perseus memberikan kepala Medusa kepada Athena. Ia meletakkannya di perisainya, Aegis, sebagai lambang perlindungan. Gambar kepala Medusa ini juga disebut sebagai Gorgoneion.
“Ada sesuatu yang ironis, dan hampir salah, pada kenyataan bahwa kepala Medusa akhirnya melindungi dewa yang menyebabkan ia menjadi korban ketidakadilan,” kata Dani.
Dari Monster yang Mengerikan Menjadi Cantik
Tidak seperti mitosnya, di mana ia berubah dari seorang wanita cantik menjadi monster, penggambaran Medusa memiliki lintasan yang berlawanan.
Dani menjelaskan, Medusa pada awalnya digambarkan selama periode Archaic sebagai monster yang mengerikan.
“Dilukis di atas tembikar dan terkadang diukir di monumen pemakaman, ia adalah makhluk yang tampak mengerikan dengan mata melotot, brewokan, dan lidah menjulur.”
Namun, selama periode Klasik, representasi Medusa mulai berubah, dan fitur-fiturnya semakin feminin. Ia memiliki kulit yang lebih halus dan bibirnya menjadi lebih indah.
“Seniman klasik merombaknya dan beberapa abad kemudian, penulis Romawi dan Helenistik juga menginterpretasikan kisahnya secara berbeda untuk menjelaskan asal-usulnya,” kata Dani.
Para seniman mencatat perubahan ini dan menampilkannya dalam karya-karya mereka, membuat gambar Medusa menjadi lebih manusiawi. Namun, nasibnya telah ditentukan dan terlepas dari berapa banyak perubahan yang telah ia alami, ia tetap mati di tangan Perseus.
Medusa di Era Modern
Sebagai salah satu sosok yang paling dikenal dalam mitologi Yunani, Medusa telah banyak direpresentasikan dalam seni kuno dan modern.
Menurut Dani, saat ini, citra Medusa telah diambil oleh para wanita berdaya, “yang dengan bangga mengenakan kepala penuh ular untuk menggambarkan kekuasaan, seksualitas, dan pengakuan atas peran mereka yang muncul dalam masyarakat dan politik.”
Penulis | : | Tri Wahyu Prasetyo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR