Nationalgeographic.co.id—Bangunan menjulang tinggi dengan busur lancip, serta detail ornamen yang rumit, mungkin akan segera mengingatkan kita pada arsitektur khas Abad Pertengahan: Gotik. Di balik keunikan arsitektur tersebut, terdapat berbagai pertanyaan tentang sejarahnya.
Istilah gotik sering disalah artikan sebagai bagian sejarah orang-orang kuno Goth–suku bangsa Jermanik yang berasal dari Eropa Utara dan Timur Laut.
Faktanya, bangsa Goth sama sekali tidak terlibat dalam kemunculan dan penyebaran arsitektur "gothic". Hal ini dibenarkan oleh Pablo Vega Figueroa, seorang sejarawan Abad Pertengahan, dari Florida.
“Bangsa Goth hidup pada Awal Abad Pertengahan; kerajaan mereka bertahan hingga abad ke-8 Masehi. Sedangkan arsitektur Gotik, di sisi lain, baru muncul pada abad ke-12.”
Lantas mengapa bangunan-bangunan ini dinamai “gotik”? Menurut Pablo, orang-orang yang hidup di Abad Pertengahan tidak menggunakan terminologi ini sama sekali. Mereka menyebut gaya baru ini sebagai gaya Prancis, Normandia, atau–lebih tepat lagi pada saat itu–"modern".
“Nomenklatur ini mulai bergeser ketika cendekiawan abad ke-14, Petrarca, menyebut Abad Pertengahan Awal sebagai ‘zaman kegelapan’,” kata Pablo.
Sebagai orang yang dianggap sebagai pengguling Kekaisaran Romawi Barat, Goth dipandang rendah oleh para akademisi modern awal. Mereka menyebutnya sebagai orang-orang yang kasar dan tidak beradab.
Tak lama kemudian, para penulis Renaisans menggambarkan kaum Goth sebagai kaum barbar yang menghancurkan dunia kuno dan mengantarkan pada Abad Kegelapan.
Katedral-katedral Abad Pertengahan, sebagai bukti ketidaktahuan dan keterbelakangan yang diasumsikan, oleh karena itu membutuhkan nama baru.
“Penduduk kota modern awal tidak bisa lagi menyebutnya ‘modern’, sebaliknya, mereka menyebut bangunan-bangunan itu sebagai gotik,” kata Pablo, “sebuah penghinaan yang disengaja terhadap gaya arsitektur Abad Pertengahan.”
Prancis, Tempat Kelahiran Arsitektur Gotik
Penulis | : | Tri Wahyu Prasetyo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR