Desain menjadi lebih eklektik dibandingkan pada zaman kuno, terutama mengingat kebiasaan umum menggunakan kembali material dari bangunan tua untuk struktur baru.
Ada juga penekanan yang jelas pada fungsi dibandingkan bentuk dan perhatian yang lebih besar pada interior dibandingkan eksterior bangunan. Kekaisaran Bizantium menambah khasanahnya dengan gereja berkubah, biara bertembok dan tembok benteng yang lebih megah.
Meski demikian, struktur khas Romawi seperti saluran air melengkung, amfiteater, hipodrom, pemandian, dan vila masih dipertahankan. Bahan bangunan yang disukai adalah batu bata besar dengan mortar dan beton untuk inti dinding yang tersembunyi.
Balok batu Ashlar digunakan di gedung-gedung publik yang lebih bergengsi. Sedangkan marmer, lebih jarang digunakan dibandingkan pada zaman Romawi sebelumnya, umumnya digunakan untuk kolom, kusen pintu dan jendela, serta elemen dekoratif lainnya.
Atapnya terbuat dari kayu, sedangkan dinding bagian dalamnya sering kali dilapisi dengan plester, plesteran, plakat marmer tipis, lukisan, dan mosaik.
Bangunan Kekaisaran Bizantium yang terbesar, terpenting, dan masih paling terkenal hingga saat ini adalah Hagia Sophia di Konstantinopel.
Hagia Sophia dibangun dan didedikasikan untuk kebijaksanaan suci (hagia sophia) Tuhan. Dibangun kembali pada tahun 532-537 M dengan bentuk dasarnya persegi panjang berukuran 74,6 x 69,7 meter (245 x 229 kaki).
Kemudian langit-langit berbentuk kubah besar setinggi 55 meter di atas lantai, dengan diameter 31,8 meter. Kubah tersebut bertumpu pada empat lengkungan besar dengan empat pendentif pendukung.
Kubah itu merupakan pencapaian arsitektur spektakuler pada periode tersebut. Hagia Sophia tetap menjadi gereja Kristen Ortodoks terbesar di dunia hingga abad ke-16.
Hagia Sophia juga merupakan salah satu gereja Kristen Ortodoks yang paling banyak dihiasi dengan mosaik dan lukisan dinding berkilauan yang luar biasa.
Gereja-gereja Kristen Ortodoks, secara umum, merupakan salah satu kontribusi terbesar Bizantium terhadap arsitektur, khususnya penggunaan kubah.
Source | : | World History Encyclopedia |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR