Namun satu konsekuensi yang menggembirakan dari seluruh episode kehancuran ini adalah, diperlukannya program pembangunan kembali yang menghasilkan pembangunan gereja Hagia Sophia versi sekarang.
Politik Kekaisaran Bizantium
Korban lain dari intrik Theodora adalah Paus Silverius (digulingkan pada tahun 537 M) dan mungkin ratu Gotik Amalasuntha yang dibunuh.
Namun rincian nyata dan bukti kuat masih kurang. Belisarius adalah salah satu orang yang mendapati dirinya berada dalam catatan buruk Theodora.
Ia mungkin adalah seorang jenderal yang hebat, mungkin yang terhebat di Byzantium, namun kesuksesannya hanya menimbulkan kecurigaan sang maharani.
Hal itu mungkin juga mewarnai hubungan suaminya dengan komandan utamanya, yang mengakibatkan kurangnya dukungan material di medan pertempuran ketika diperlukan.
Hal yang lebih buruk terjadi pada Belisarius ketika wabah pes yang menghancurkan melanda kekaisaran pada musim semi tahun 542 M. Justinian sendiri terinfeksi, meski dia selamat.
Akan tetapi, ketika dia sakit parah, Theodora memerintah sendirian. Theodora memiliki kendali penuh terhadap pemerintahan Kekaisaran Bizantium.
Melihat bahwa jika suaminya meninggal, dan tanpa ahli waris yang bisa menjadi pewarisnya, posisinya tidak akan dapat dipertahankan. Maharani Theodora segera bergerak melawan jenderal yang dianggapnya sebagai saingan terbesarnya untuk mendapatkan takhta.
Belisarius adalah sosok yang terlalu populer untuk sekadar dipenjarakan atau dibunuh, namun ia bisa saja dipotong satu atau dua pasaknya. Sehingga Theodora memerintahkan agar ia dibebastugaskan dan harta bendanya disita.
Untungnya bagi sang jenderal, ketika Justinian pulih pada tahun berikutnya dan ketika bangsa Moor dan Goth menyerang di perbatasan kekaisaran, ia dikembalikan ke posisinya semula.
Procopius juga menyatakan bahwa Maharani Theodora tidak tepat menempatkan teman-teman dan rekan-rekannya pada posisi berkuasa di istana.
Selain kisah-kisah kelam tentang balas dendam pribadi dan kronisme, Theodora terkenal karena pengaruhnya terhadap reformasi sosial Justinian dan pekerjaan amalnya.
Ia mensponsori pendirian banyak lembaga untuk masyarakat miskin seperti panti asuhan, rumah sakit. Kemudian yang mungkin secara signifikan mengingat profesinya sebelumnya, ia juga mendirikan rumah bagi mantan pelacur yang ingin masuk kembali ke masyarakat terhormat.
Source | : | World History Encyclopedia |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR