Nationalgeographic.co.id—Tentara Sparta merupakan kekuatan militer terkuat pada zamannya. Mereka menjadi terkenal sekitar tahun 480 SM ketika masyarakat Sparta diserang oleh pasukan Persia yang besar.
Namun, tahun 480 SM bukanlah tahun dimulainya rezim militer Sparta. Pelatihan yang membentuk prajurit Sparta yang tangguh dilaksanakan sekitar abad ke-7 atau ke-6 SM. Pasukan ini cukup rapuh pada saat itu dan hampir ditaklukkan.
Namun, Spartan tidak siap untuk kalah. Mereka berhasil menciptakan sebuah masyarakat yang sepenuhnya fokus untuk menyerang dan menahan serangan musuh.
“Para pemimpin negara kota menerapkan rezim pelatihan yang disebut agoge, yang bertanggung jawab atas pergeseran sentimen,” tulis Maup van de Kerkhof, pada laman History Cooperative.
Agoge adalah sebuah proses militer dan sosial. Agoge berfungsi untuk menanamkan doktrin dan ketangguhan kepada prajurit.
Tokoh utama di sini adalah seorang pemimpin bernama Cleomenes. Dia berhasil meningkatkan jumlah tentaranya menjadi 4.000 orang, serta menambahkan beberapa senjata baru dalam prosesnya.
Beberapa orang mengklaim bahwa hanya laki-laki muda yang dapat berpartisipasi dalam pelatihan militer ini. Namun menurut Maup, “hal ini tidak benar atau lebih tepatnya, tidak sepenuhnya benar. Para wanita Sparta juga dilatih dengan baik dalam beberapa bentuk.”
Rezim pelatihan yang disebut agoge memiliki tingkatan yang dibagi menjadi tiga kategori usia: paides, paidiskoi, dan hebontes.
Tingkat Pertama: Paides
Agoge tidak melulu tentang pelatihan militer yang ketat dan keras. Tingkat pertama, paides, mencakup kurikulum yang luas yang berfokus pada menulis, matematika, dan gimnastik.
Sangat mungkin bahwa olahraga dan atletik adalah bagian besar dari kurikulum, di mana anak-anak akan berkompetisi dalam acara-acara seperti lari dan gulat.
Penulis | : | Tri Wahyu Prasetyo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR