Nationalgeographic.co.id–Dalam sejarah dunia, ada banyak kisah selir yang berkuasa dan memimpin kekaisaran atau kerajaan. Salah satunya adalah Kosem Sultan. Berawal dari seorang selir, Kosem Sultan kemudian menjadi permaisuri Sultan Kekaisaran Ottoman Ahmed I.
Konon, Kosem Sultan adalah sosok yang kontroversial. Dia tidak hanya menjalankan kekuasaan melalui tiga sultan yang berbeda, tetapi juga memengaruhi politik istana dengan caranya sendiri.
Kosem Sultan menggulingkan putranya Ibrahim dari kekuasaan. Namun akhirnya ia dibunuh oleh menantunya, Hatice Turhan, seorang wanita yang sama ambisiusnya.
Bagaimana kisah hidup Kosem Sultan, permaisuri Kekaisaran Ottoman yang memerintah dengan tangan besi?
Kehidupan awal Kosem Sultan
Kisah Kösem dimulai di Balkan, tempat dia dilahirkan sebagai Anastasia pada tahun 1589. “Berbagai sumber mengeklaim bahwa dia adalah orang Bosnia, Yunani, atau Sirkasia,” tulis Hilal Nur Kuyruk di laman The Collector.
Kosem Sultan kemungkinan besar akan menjalani kehidupan seperti penduduk desa wanita lainnya pada masanya. Di masa itu, para wanita menjalani kehidupan yang penuh dengan kerja di luar rumah, tugas-tugas rumah tangga, dan membesarkan anak.
Namun, takdir memiliki rencana lain untuknya. Meskipun informasinya terbatas, diketahui bahwa saat masih kecil, ia diperbudak dan bekerja di istana beylerbeyi (gubernur jenderal) Provinsi Bosnia. Menyadari bahwa ia adalah gadis yang cerdas dan cantik, beylerbeyi mengirimnya ke Istana Topkapi di Istanbul. Selama periode ini, para pejabat biasanya menghadiahkan budak yang berbakat dan menjanjikan ke istana sultan.
Kosem Sultan diberi nama Mahpeyker. Namun, kepemimpinannya dan bimbingannya terhadap gadis-gadis harem lainnya membuatnya mendapat julukan “Kösem”. Istilah ini merujuk pada seekor domba jantan yang digunakan oleh para penggembala untuk memimpin kawanan domba. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa Kosem Sultan, sejak usia muda, terampil dalam mengendalikan dan memengaruhi orang lain.
Kehidupan sebagai haseki
Ia memiliki cokelat ekspresif, kulit pucat, dan fisiknya yang menarik. Namun semua itu bukanlah satu-satunya hal yang menarik perhatian Valide Sultan (Ibu Suri) Handan Sultan. Kecerdasan dan keterampilannya dalam berbagai bidang seperti sastra, matematika, dan musik menjadikannya kandidat yang baik untuk calon ibu pangeran Ottoman.
Pada usia sekitar 15 tahun, ia menjadi haseki atau permaisuri utama Sultan Ahmed I. Haseki merupakan gelar yang pertama kali diberikan kepada Hürrem, istri Suleyman yang Agung. Gelar ini memberi Kosem Sultan hak istimewa tertentu, seperti gaji 1.000 asper per hari.
Source | : | The Collector |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR