Nationalgeographic.co.id—Calliope adalah Muse syair epik dan lagu heroik dalam mitologi Yunani. Dia dianggap sebagai pemimpin para Muse yang paling dihormati di antara semuanya. Calliope sering digambarkan dalam seni dengan tablet di lututnya dan pena di tangannya.
Homer (sekitar 750 SM) dikatakan terinspirasi langsung oleh Calliope untuk menulis Iliad dan Odyssey. Keduanya adalah syair epik paling terkenal sepanjang masa dalam mitologi Yunani.
Bakatnya yang luar biasa dalam syair epik karya Homer membuat dia juga disebut sebagai putra Calliope (dalam arti simbolis).
Kelahiran & Keluarga
Calliope adalah putri Zeus dan Mnemosyne (dewi ingatan). Dia adalah salah satu dari sembilan Muse kanonik, yang lainnya adalah Clio (sejarah), Euterpe (bermain seruling), Thalia (komedi), Melpomene (tragedi).
Kemudian Terpsichore (menari), Erato (lirik dan syair cinta), Polyhymnia ( lagu suci) dan Urania (astronomi). Menurut Hesiod (c. 700 SM), Calliope adalah Muse yang paling penting.
Para Muse
Muses adalah dewi pelindung sastra dan seni dan mengilhami semua aktivitas artistik dalam mitologi Yunani. Mereka memegang posisi terhormat dalam mitologi Yunani dan dihormati baik oleh manusia maupun makhluk abadi.
Apollo, dewa musik dan tari Yunani dan pelindung seni, adalah pemimpin para Muse. Seiring waktu, masing-masing dari sembilan Muses mewakili bentuk seni tertentu.
Secara berkelompok, mereka disebut Heliconiades dan Olympiades. Sebutan tersebut mengacu pada berbagai tempat yang sering mereka kunjungi, termasuk Gunung Olympus dan Gunung Helicon di Boeotia.
Menurut Homer, para Muse tinggal di Gunung Olympus, tempat mereka menghibur para dewa Olympian dengan nyanyian mereka dan menginspirasi para penyair. Di Gunung Helicon, mereka dikatakan menari di sekitar air mancur suci Hippocrene dan altar Zeus.
Calliope sebagai Muse syair Epik
Nama Calliope memiliki arti bersuara indah, secara luas dianggap sebagai pemimpin para Muse dan merupakan yang terhebat dan paling bijaksana di antara mereka.
Dia mulai sebagai Muse syair, yang kemudian berkembang menjadi syair epik (kisah petualangan legendaris suatu bangsa, mitosnya, dan pahlawannya).
Sebagai Muse syair epik, ia menginspirasi para penyair epik besar sepanjang sejarah, termasuk Homer, Virgil (70-19 SM), Ovid (43 SM hingga 17 M) dan Dante Alighieri (1265-1321 M).
Source | : | World History Encyclopedia |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR