Brinkhof menjelaskan, ketika para alkemis tidak mencoba memproduksi emas, mereka mencoba menciptakan homunculi: manusia yang kecil, terbentuk sempurna, dan berfungsi.
Sebuah teks yang disebut Book of the Cow, yang menurut beberapa orang ditulis oleh Plato, menyerukan agar seekor sapi betina disuntik dengan sperma manusia. Menurut buku tersebut, hewan itu tidak akan melahirkan manusia, tetapi sebuah massa tak berbentuk.
“Kontak dengan sulfat, magnet, besi, dan getah pohon willow putih akan memungkinkan massa tersebut untuk mulai menumbuhkan kulit, setelah itu harus ditempatkan di dalam wadah kaca, di mana ia akan berkembang menjadi manusia,” jelas Brinkhof.
Menemukan Sains dalam Ilmu Sihir
Sebagian besar proses alkimia didasarkan pada ide-ide yang sudah ketinggalan zaman dan tidak ilmiah. Transmutasi, seperti yang telah disebutkan, berakar pada keyakinan bahwa “alam berusaha untuk mencapai kesempurnaan dan Anda dapat mengubah logam dasar menjadi emas dengan menyuling dan memurnikannya.”
Namun, menjelang akhir Abad Pertengahan, eksperimen alkimia membantu memberi jalan bagi teori ilmiah yang lebih sehat.
Seperti yang ditunjukkan oleh sejarawan Bruce T. Moran dalam bukunya “Distilling Knowledge”. Ia menyatakan bahwa alkimia mengilhami perumusan hukum gravitasi universal Isaac Newton.
Newton, tulis Moran, "mengadopsi gagasan alkimia tentang prinsip-prinsip aktif yang menjelaskan daya tarik-menarik antar benda."
Sebagai seorang yang sangat religius, Newton menyamakan alkimia dengan pengetahuan ilahi. Menurutnya, Tuhan telah memberikan pengetahuan kepada umat manusia melalui para alkemis.
Salah satu orang sezaman dengan Newton, Robert Boyle, juga berhutang budi pada para alkemis abad pertengahan yang mendahuluinya.
Teori "corpuscularian" Boyle, yang menyatakan bahwa materi terdiri dari partikel-partikel, dapat ditelusuri kembali ke salah satu alkemis paling awal, Jabir Ibnu Hayyan.
Penulis | : | Tri Wahyu Prasetyo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR