Orang Israel merespons dengan membawa Tabut Perjanjian yang suci ke medan perang. Hal ini menjadi bumerang yang sangat besar.
Ribuan orang Israel tewas, dan “orang Filistin berhasil merebut Tabut itu.” Mereka menahan Tabut itu selama tujuh bulan sebelum “akhirnya orang Israel mendapatkannya kembali.”
Goliat si orang Filistin
Pada akhir abad ke-12, bangsa Israel menjadi sebuah kerajaan, dengan Raja Saul yang memerintah mereka. Di waktu yang sama, orang Filistin telah berhasil memperoleh kekuasaan yang signifikan atau dominan atas orang Israel.
Ketika Saul menjadi raja Israel, dia segera terlibat dalam perang melawan orang Filistin. Meskipun Saul berhasil dalam beberapa pertempuran melawan mereka, orang Filistin tetap memiliki pengaruh dan kehadiran yang kuat di wilayah itu.
Tidak lama setelah kemenangan awal Saul, orang Filistin membawa pasukannya untuk bertemu dengan orang Israel di Lembah Elah.
Filistin memilih seorang prajurit yang kuat untuk terlibat dalam pertempuran satu lawan satu dengan prajurit terbaik Israel. Prajurit Filistin ini adalah seorang pria yang dikenal dengan nama Goliat.
Seorang remaja Israel bernama Daud memiliki keberanian untuk menghadapi Goliat. Dia menggunakan ketapel untuk memukul dahi Goliat dengan batu. Orang Israel kemudian mengejar orang Filistin yang melarikan diri kembali ke wilayah mereka sendiri di pantai.
“Para arkeolog menemukan sebuah prasasti dari kota Gat di Filistin, rumah Goliat, yang berasal dari sekitar tahun 1000 SM,” kata Caleb.
Prasasti ini disebut “Tell es-Safi”, yang berisi dua nama pribadi. Keduanya dieja 'LWT' dan 'WLT'. Banyak ahli yang berpendapat bahwa ada hubungan antara prasasti ini dengan Goliat, yang namanya ditulis sebagai 'GLYT' dalam Alkitab.
Perang Hizkia Melawan Orang Filistin
Source | : | Greek Reporter |
Penulis | : | Tri Wahyu Prasetyo |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR