“Menjual rambut dan gigi bisa menjadi usaha sampingan yang menguntungkan,” tambah Phillips.
Para perampok makam di Inggris dalam sejarah dunia
Karena mayat tidak dianggap sebagai “properti” di mata hukum, perampokan kuburan hanyalah sebuah pelanggaran ringan. Pelanggaran ini dihukum dengan denda atau hukuman hingga 6 bulan penjara.
Namun para perampok berisiko mendapat hukuman penjara yang lama jika mereka membawa barang-barang penguburan lainnya. Contohnya kain kafan, gagang peti mati, atau pakaian orang yang meninggal. Akibatnya, jenazah harus ditelanjangi sebelum dibawa.
Perampok makam secara tradisional menggunakan empat alat: sekop kayu, lentera, kait logam besar, dan tali. Setelah menggali peti mati, mereka memasang kait ke tutupnya untuk membukanya dan melihat jenazah di dalamnya. Mereka mengikatkan tali pada jenazah, yang kemudian diangkat keluar dari kubur.
Pekerjaan ini membutuhkan kekuatan tubuh bagian atas yang sangat besar. Para profesional mungkin membongkar sebanyak enam jenazah dalam satu malam. Mereka sering kali harus mengangkatnya melewati tembok kuburan.
Para perampok makam ini hanya menghadapi sedikit dampak hukum. Meski begitu, mereka sangat dibenci oleh masyarakat sehingga mereka harus merahasiakan aktivitas ini.
Pada akhir tahun 1820-an, pada puncak perdagangan, perampok makam penuh waktu merupakan kelompok eksklusif. “Mereka tidak menginginkan pekerja paruh waktu atau pekerja lepas memasuki bisnis ini. Para pekerja lepas dapat menurunkan harga dan bersikap tidak bijaksana,” kata sejarawan Sarah Wise. Pendatang baru akan menjadi hal yang merusak perdagangan ini.
Membunuh demi mendapatkan mayat
Pendapatan yang menggiurkan membuat sebagian orang tertarik dengan perdagangan mayat. Seperti William Burke dan William Hare, imigran Irlandia yang tinggal di Edinburgh bersama istri mereka pada tahun 1827.
Keduanya adalah buruh dan istri Hare mengelola sebuah rumah kos. Suatu hari, seorang penyewa yang menunggak uang sewa tiba-tiba meninggal. Karena tidak ada keluarga yang dapat mengeklaim jenazah tersebut, Burke dan Hare menjual jenazah tersebut kepada Robert Knox.
Knox adalah ahli anatomi terkemuka di kota tersebut dan rekan dari Royal College of Surgeons of Edinburgh. Saat mengajar, ia berjanji untuk menyediakan satu jenazah untuk setiap mahasiswa.
Kala Terbunuhnya De Bordes oleh Depresi, Jadi 'Sejarah Kecil' di Hindia Belanda
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR