Nationalgeographic.co.id—Lukisan karya Jean Fouquet mengundang perhatian para peneliti dari Dartmouth College dan University of Cambridge. Dilukis sekitar tahun 1455 atau pada masa Abad Pertengahan, karya bertajuk "The Melun Diptych" menggambarkan benda yang diyakini para peneliti sebagai perkakas sejarah dunia kuno.
Perkakas tersebut dikenal sebagai "kapak Acheulean", kapak genggam sederhana yang dibuat oleh leluhur manusia modern dan spesies manusia purba lainnya. Penggunaan kapak ini diperkirakan berlangsung selama 500.000 tahun untuk memotong daging dan kayu, serta praktik pertanian.
Biasanya, kapak genggam ini terbuat dari batu api, berbentuk oval, dan dipipihkan di kedua sisinya dengan ujung yang runcing. Keberadaan perkakas sejarah dunia kuno pada lukisan Abad Pertengahan ini menyimpan misteri di baliknya.
Khususnya di Eropa, peradaban sebelum Zaman Pencerahan, orang akan mengira bahwa benda seperti kapak Acheulean merupakan benda sakral. Dalam berbagai teks mengenai benda-benda kapak genggam berbahan batu disebut sebagai "batu petir yang ditembakkan dari awan." Catatan paling tua yang menyebut benda tersebut sakral berasal dari pertengahan 1500-an.
Penelitian tersebut diterbitkan di Cambridge Archaeological Journal pada 11 Juli 2023. Makalah itu bertajuk A"cheulean Handaxes in Medieval France: An Earlier ‘Modern’ Social History for Palaeolithic Bifaces".
Dengan keberadaan kapak genggam purbakala dari sejarah dunia kuno dalam lukisan abad pertengahan, para peneliti mengindikasikan bahwa perkakas itu adalah alat yang paling lama digunakan.
Jika dihitung dari yang paling tua, mungkin spesies pra-Homo sapiens di Eropa adalah pengguna setia kapak genggam Acheulean, dan digunakan oleh manusia modern sampai abad pertengahan.
“Saya menyukai gagasan menghubungkan kapak genggam—objek berguna yang membantu hominin bertahan hidup setengah juta tahun yang lalu—dengan lukisan Prancis abad pertengahan, yang sangat terkenal sehingga diajarkan di kelas pengantar sejarah seni,” kata Jeremy DeSilva, salah satu penulis utama makalah dari Department of Anthropology Dartmouth College
“Dari Zaman Paleolitik hingga Renaisans dan seterusnya, kapak genggam telah—dan terus menjadi—bagian dari sejarah manusia.”
Lukisan "The Melun Diptych" memiliki dua lukisan cat minyak pada panel kayu. Di sebelah kiri terdapat "Etienne Chevalier dan Santo Stephen" dan di kanannya "Perawan dan Bayi Kristus Dikelilingi Malaikat".
Mahakarya abad pertengahan ini dibuat oleh Fouquet atas tugas dari Étienne Chevalier (sekitar 1410—1474), bangsawan bendahara Kerajaan Prancis dari Melun pada masa Raja Charles VII dan Louis XI. Chevalier meminta Fouquet melukisnya bersama St. Stephen yang dianggap sebagai pelindungnya.
Diptych ini awalnya dua panel yang disatukan. Kini, kedua panel telah dipisahkan dengan lukisan "Etienne Chevalier dan Santo Stephen" disimpan di Staatliche Museen, Berlin, Jerman dan "Perawan dan Bayi Kristus Dikelilingi Malaikat" disimpan di Royal Museum of Fine Arts, Antwerp, Belgia.
“Saya sudah mengetahui lukisan Fouquet selama bertahun-tahun dan saya selalu mengira benda batu itu tampak seperti alat prasejarah,” kata Steven Kangas, salah satu peneliti makalah dari Department of Art History Dartmouth College
"Jadi, hal ini selalu melekat di benak saya, sebagai sesuatu yang perlu saya kejar di masa depan," terangnya, dikutip dari Eurekalert.
Batu yang dipegang Santo Stephen inilah yang menarik perhatian Kangas. Ketika dia menghadiri seminar di Dartmouth dia bertemu dengan Charles Musiba, antropolog di Colorado University-Denver yang membahas kapak genggam purbakala.
Keduanya juga berbincang dengan DeSilva yang merupakan profesor dan ketua Departemen Antropologi di Darmouth College. Ketiganya membahas tentang batu yang berada pada lukisan di panel kiri diptych karya Fouquet.
Mereka sepakat bahwa batu tersebut menyerupai kapak genggam dari peradaban sejarah dunia kuno. Ketiganya bersama pun segera membuat penelitian yang dipublikasikan Juli silam.
Pada makalah itu para peneliti menganalisis objek batu yang digambar dalam diptych. Yang diselidiki mulai dari tetesan air mata lukisan untuk menkuantifikasi bentuk suatu objek, melihat kesamaan bentuk dengan kapak genggam Acheulean, pewarnaan dan perbandingannya dengan 20 kapak genggam Acheulean yang ada di Prancis.
Mereka mendapati, kesamaan benda tersebut dengan kapak genggam Acheulean sebesar 95 persen. Variasi warna pada permukaan objek seperti kuning, coklat, dan merah, konsisten dengan apa yang ada pada artefak kapak genggam lainnya.
Para peneliti juga menghitung bekas serpihan pada permukaan batu yang dicat tersebut. Serpihan di permukaan lukisan sangat konsisten dengan rata-rata 30 kapak genggam peninggalan sejarah dunia kuno yang dikumpulkan oleh para peneliti di sekitar Prancis.
Analisis mereka mengantarkan bahwa Fouquet benar-benar sangat teliti dan detail untuk menlukis objek batu yang berada di tangan Santo Stephen itu. Hal itu dibuktikan dengan tingkat variasi warna. Bahkan, pada analisis infra merah, jelas-jelas objek tersebut dikerjakan ulang, mungkin oleh Fouquet agar gambarnya lebih jelas.
"Fouquet tampaknya menaruh minat khusus pada benda batu tersebut, mungkin karena dia pernah melihat benda yang menarik perhatian dan imajinasinya,” kata Kangas.
Source | : | eurekalert |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
KOMENTAR