Nationalgeographic.co.id—Bagi masyarakat Eropa utara di masa lalu, rawa-rawa adalah tempat yang misterius. Ditemukan di hampir seluruh wilayah Eropa utara, rawa dipandang sebagai ruang antara dua dunia.
Rawa terbentuk ketika lahan kering dan badan air saling bertemu. Pertemuan itu menciptakan medan lunak, tidak cair tapi juga tidak padat. Dalam sejarah dunia, bentuk rawa-rawa kerap diasosiasikan dengan hal-hal gaib.
Di masa lalu, masyarakat Eropa menganggap rawa sebagai portal ke dunia lain, tempat dewa dan roh penasaran berdiam. Seiring dengan berjalannya waktu, rawa gambut dipandang sebagai sumber daya alam yang berharga.
Namun “kualitas mistisnya” tidak hilang berkat ribuan tubuh manusia yang muncul dari kedalamannya. Salah satu yang terkenal hingga kini adalah Manusia Tollund.
“Penemuan mayat rawa di Eropa membuat banyak orang terpesona,” ungkap Elizabeth Djinis di laman National Geographic. Penemuan itu pertama kali didokumentasikan pada tahun 1640 di Holstein, Jerman. Sejak itu, sekitar 2.000 jenazah lainnya muncul di lahan basah di Irlandia, Inggris, Jerman, Belanda, Polandia, Skandinavia, dan negara-negara Baltik.
Sebuah studi inovatif yang diterbitkan di jurnal Antiquity memperkirakan jika jumlah sebenarnya bisa jauh lebih tinggi.
Mayat rawa memberikan hubungan nyata dengan masa lalu leluhur yang jauh. Juga berfungsi sebagai pengingat suram akan kehidupan sehari-hari yang keras dari kebanyakan orang.
Melihat sisa-sisa manusia—Manusia Tollund atau Manusia Bocksten—kita tidak bisa tidak membayangkan kehidupan dan penyebab kematian mereka. Apakah mereka yang paling dibenci di antara bangsanya? Apakah mereka dikorbankan untuk menyenangkan para dewa?
Apapun alasannya, mereka menjadi sumber informasi tentang tradisi dan budaya yang berusia 7.000 tahun.
Kekuatan gambut sepanjang sejarah dunia
Sebagian besar tubuh yang ditemukan di rawa terlihat sangat hidup meski mereka sudah meninggal ribuan tahun lalu. Hal ini terjadi berkat kandungan kimia alami yang mencegah pembusukan beberapa jaringan manusia.
Rawa menumpuk lapisan berlumpur yang disebut gambut, yang terbuat dari tanaman dan lumut yang membusuk. Gambut telah digunakan selama berabad-abad sebagai bahan bakar dan pupuk. Kini lahan gambut bahkan dianggap sebagai penyerap karbon yang sangat efisien. Lahan gambut juga menjadi bagian penting dalam upaya melawan perubahan iklim.
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
KOMENTAR