Transisi dari koin ke uang kertas tidak akan mungkin terjadi tanpa teknologi yang tepat. Penemuan mesin cetak tipe gerak–kemungkinan ditemukan oleh Bi Shen–sekitar tahun 1040-an dan teknologi kertas memungkinkan uang kertas diproduksi secara masa
“Standar guan dikodifikasi pada dinasti Tang (618-907 M), tetapi pada masa itu ekonomi Tiongkok bergerak lebih dekat ke uang kertas,” jelas Krebsbach.
Penggunaan uang kertas pertama kali, yang dikenal sebagai "uang kertas terbang, terjadi pada awal tahun 800-an. Awalnya, uang terbang hanya digunakan oleh pejabat provinsi, tetapi kemudian juga diizinkan untuk digunakan oleh pedagang.
Mata uang kertas paling awal yang digunakan adalah jiaozi di Provinsi Sichuan. Mata uang kertas ini terbukti cukup sukses.
Pada tahun 1160, mata uang kertas yang dikenal sebagai huizi pertama kali diterbitkan oleh Goazong (memerintah 1127-1162), kaisar pertama dinasti Song Selatan. Huizi kemudian menjadi mata uang kertas yang paling penting dan tersebar luas.
Evolusi dari koin ke uang kertas berjalan dengan baik ketika dinasti Song berkuasa, namun justru menyebabkan masalah ekonomi.
Saat para pemimpin Song lebih banyak mencetak uang kertas Huizi daripada persedian jumlah perak sesungguhnya yang dimiliki, menyebabkan devaluasi mata uang dan inflasi.
Uang Kertas Pertama di Wilayah Lain
Saingan utama dari dinasti Song awal adalah dinasti Jurchen Jin di timur laut Tiongkok. Jurchen akhirnya memaksa masuk ke wilayah Song, menaklukkan Tiongkok utara dan mengalahkan dinasti Song ke Tiongkok selatan.
Dari tahun 1127 hingga 1234, Jurchen memerintah Tiongkok utara, mengikuti kebijakan kesinambungan budaya dan ekonomi dari Song.
Jurchens menerbitkan uang kertas yang dimulai pada pertengahan tahun 1150-an berdasarkan uang kertas Song yang awalnya diterbitkan di wilayah Sichuan.
Konsep uang kertas kemudian diwarisi ketika bangsa Mongol menaklukkan Tiongkok dan mendirikan dinasti Yuan pada tahun 1271.
Menurut Krebsbach, ordo militer perang salib legendaris, Ksatria Templar, adalah orang pertama yang mengembangkan uang kertas di Eropa.
Gereja-gereja di seluruh Eropa Barat berfungsi sebagai bank bagi para Templar. Mereka melayani para ksatria dan peziarah yang melakukan perjalanan ke Tanah Suci selama Perang Salib pada abad ke-13.
“Seorang peziarah akan menyetorkan dananya di gereja atau kastil Templar di Eropa, diberi kertas catatan, dan kemudian melakukan perjalanan panjang,” kata Krebsbach.
Setelah peziarah tiba di Tanah Suci, “dia cukup menukarkan uang kertas tersebut dengan mata uang yang diciptakan, dikurangi sedikit biaya layanan.”
Ide uang kertas di Eropa untuk sementara waktu mati dengan adanya Inkuisisi terhadap Ksatria Templar pada 1312. Tetapi kemungkinan dihidupkan kembali oleh Jalur Sutra ketika para pedagang Eropa berhubungan dengan uang kertas Mongol.
Hal ini kemudian membawa ide tersebut kembali ke Eropa. Pada akhir Abad Pertengahan Tinggi, ide mata uang logam dan kertas telah berkembang pesat di sepanjang Jalur Sutra.
Penulis | : | Tri Wahyu Prasetyo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR