Nationalgeographic.co.id—Melalui proses yang panjang, uang kertas pertama kali ditemukan oleh Dinasti Tang di Tiongkok, yang kemudian dikembangkan oleh Dinasti Song.
Munculnya uang kertas disebabkan alat tukar terdahulu, koin, dianggap terlalu rumit dan mengalami devaluasi. Hal ini mengakibatkan berbagai ekonom, filsuf, dan kaisar mencari jawabannya.
“Pada era abad pertengahan, Tiongkok telah mengembangkan teknologi baru, serta berbagai cara untuk memvisualisasikan uang, yang memungkinkan mereka mengembangkan uang kertas pertama di dunia,” ungkap sejarawan Jared Krebsbach, pada laman The Collector.
Sebelum Uang Kertas
Bangsa Lydia adalah bangsa pertama yang mencetak mata uang koin pada abad ke-7 SM. Hal ini kemudian diikuti oleh bangsa-bangsa lain di sekitarnya.
Persia, Yunani, dan Romawi Achaemenid mengembangkan mata uang koin dari perak, emas, perunggu, dan tembaga. Hal ini menjadi dasar ekonomi Eropa abad pertengahan dan Timur Tengah.
Di sisi lain, ketika mata uang logam dikembangkan di Barat, ia juga berkembang secara mandiri di Timur.
Dinasti Maurya di India (sekitar 321-185 SM), Dinasti Qin di Cina (221-206 SM), dan Dinasti Han di Cina (206 SM - 220 SM) merupakan negara-negara Asia yang paling awal dan paling sukses dalam menggunakan mata uang koin.
Negara-negara tersebut, Krebsbach menjelaskan, menyebarkan ide mata uang logam ke seluruh Asia selatan dan timur “membantu mempersiapkan benua ini untuk pengembangan uang kertas.”
Di akhir zaman kuno, gagasan ekonomi Barat dan Timur akhirnya bertemu di sepanjang Jalur Sutra, yang terbukti menjadi langkah besar lainnya dalam perkembangan uang.
Jalur Sutra dan Mata Uang
Jalur Sutra adalah serangkaian rute darat dan laut yang menghubungkan Asia Timur dengan Timur Tengah dan Eropa.
Penulis | : | Tri Wahyu Prasetyo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR