Peninggalan Dinasti Qin bagi Kekaisaran Tiongkok
Selain kemajuan yang telah disebutkan sebelumnya, ada beberapa peninggalan penting dari Dinasti Qin bagi Kekaisaran Tiongkok.
Pembangunan jalan memungkinkan adanya koneksi yang lebih besar antara provinsi dan kota-kota besar. Dinasti Qin juga menciptakan panjang gandar gerobak sehingga mereka semua dapat berkendara di jalan yang baru dibangun.
Dinasti Qin bertanggung jawab atas pembangunan Tembok Besar Tiongkok. Tembok Besar menandai batas-batas negara. “Selain itu juga berfungsi sebagai infrastruktur pertahanan untuk melindungi dari serangan suku-suku nomaden dari utara,” Gill menambahkan. Namun, dinasti-dinasti selanjutnya lebih ekspansionis dan dibangun melampaui tembok asli yang dibangun oleh Dinasti Qin.
Saat ini, Tembok Besar Tiongkok dengan mudah menjadi salah satu karya arsitektur paling ikonik di Tiongkok.
Prestasi arsitektur lain yang menarik wisatawan ke Tiongkok adalah makam besar di Xian masa kini yang dipenuhi prajurit terakota. Mausoleum ini juga merupakan bagian dari warisan Kaisar Qin Shihuang.
Ketika Qin Shihuang meninggal, dia dimakamkan di sebuah makam ditemani oleh ratusan ribu tentara terakota. Tentara itu dibuat dengan tujuan untuk melindungi sang kaisar di akhirat. Makam itu ditemukan oleh para petani yang sedang menggali sumur pada tahun 1974.
Salah satu dampak abadi Dinasti Qin lainnya adalah pengaruh kepribadian seorang pemimpin di Tiongkok. Qin Shihuang mengandalkan metode pemerintahannya yang bersifat dari atas ke bawah. Dan secara keseluruhan, masyarakat menyesuaikan diri dengan pemerintahannya karena kekuatan kepribadiannya.
Banyak rakyat Kekaisaran Tiongkok yang mengikuti Qin. Alasannya adalah karena sang kaisar menunjukkan kepada rakyat sesuatu yang lebih besar dari kerajaan lokal mereka. Qin Shi Huang memberikan sebuah gagasan visioner tentang negara-bangsa yang kohesif.
Meskipun ini adalah cara yang sangat efektif untuk memerintah, begitu pemimpinnya meninggal, dinastinya pun jatuh. Setelah kematian Qin Shihuang pada tahun 210 SM, putranya, dan kemudian cucunya, mengambil alih kekuasaan. Namun keduanya berumur pendek. Dinasti Qin berakhir pada tahun 206 SM, hanya 4 tahun setelah kematian Qin Shihuang.
Hampir segera setelah kematiannya, negara-negara bertikai yang sama yang ia satukan bermunculan kembali. Kekaisaran Tiongkok kembali berada di bawah banyak pemimpin hingga akhirnya bersatu di bawah Dinasti Han. Dinasti Han bertahan selama lebih dari 400 tahun, namun sebagian besar praktiknya dimulai pada Dinasti Qin.
Kesamaan dalam kepribadian kultus karismatik dapat dilihat pada para pemimpin berikutnya dalam sejarah Tiongkok, seperti Ketua Mao Zedong. Nyatanya, Mao justru menyamakan dirinya dengan Kaisar Qin.
Source | : | thought.co,History |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR