Ketika Diogenes bertemu Alexander Agung
Menurut catatan kuno, Diogenes bertemu Alexander Agung ketika raja Makedonia mengunjungi Athena pada tahun 336 SM dalam catatan sejarah Yunani kuno.
Alexander, yang telah mendengar tentang reputasi filsuf itu, pergi menemuinya di kediamannya di pasar. Ketika Alexander tiba, dia menemukan Diogenes terbaring di bawah sinar matahari. Raja menyambutnya dan bertanya apakah ada yang bisa dia lakukan untuknya.
Diogenes menjawab, "Ya, menonjol dari sinar matahari saya." Alexander terkejut dengan keterusterangan sang filsuf dan menjawab, "Jika saya bukan Alexander, saya akan menjadi Diogenes."
Pertukaran ini menjadi salah satu pertemuan paling terkenal antara seorang filsuf dan penguasa dalam sejarah.
Warisan Filsuf
Meskipun perilakunya tidak lazim, Diogenes adalah seorang filsuf yang disegani pada masanya, dan dikenal karena kecerdasan dan kebijaksanaannya dalam sejarah Yunani kuno.
Ia menulis beberapa karya, namun tidak ada yang bertahan hingga saat ini. Pengaruh Diogenes terhadap filsafat dan budaya telah bertahan selama berabad-abad. Ia tetap menjadi simbol individualisme dan ketidaksesuaian.
Dia disebut-sebut sebagai pengaruh oleh banyak filsuf dan penulis, termasuk Friedrich Nietzsche dan Henry David Thoreau.
Saat ini, warisannya terus menginspirasi mereka yang ingin menjalani kehidupan sederhana dan mandiri. Pencariannya akan orang jujur berfungsi sebagai pengingat akan pentingnya kebenaran dan kejujuran dalam hidup kita.
Source | : | History |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR