“Dalam tiga milenium masa kejayaan Mesopotamia kuno, tak terhitung banyaknya kerajaan yang datang dan pergi, dan beberapa kerajaan bangkit dan jatuh karena berbagai alasan,” kata Podany, penulis buku Weavers, Scribes, and Kings: A New History of the Ancient Near East.
“Namun pada intinya, peradaban ini masih sama dari sekitar tahun 3500 SM hingga akhir tahun 323 SM—dan, banyak yang berpendapat, lebih dari itu. Wilayah ini jarang bersatu, tetapi peradabannya sangat stabil.”
2. Mesir Kuno, 3100 SM
Mesir kuno mungkin merupakan peradaban masa lalu yang paling romantis. Mesir kuno berdiri sebagai salah satu kerajaan paling kuat dalam sejarah selama lebih dari 3.000 tahun.
Terletak di sepanjang Sungai Nil yang subur dan pernah terbentang dari Suriah hingga Sudan, peradaban ini paling terkenal dengan piramida, makam, dan mausoleumnya. Peradaban ini sohor dengan praktik mumifikasi untuk mempersiapkan jenazah ke akhirat.
Harl, penulis buku Empires of the Steppes: How the Steppe Nomads Forged the Modern World, mengatakan penggunaan tenaga kerja Mesir untuk mengerjakan proyek arsitektur—seperti piramida—tidak ada bandingannya. “Kemampuan mengumpulkan 100.000 orang untuk menyusun piramida besar pada tahun 2600 SM tidak ada di mana pun," katanya.
Orang Mesir juga terbukti sangat ahli di bidang pertanian dan kedokteran, tambahnya. Mereka juga mengembangkan tradisi seni pahat dan lukisan yang sangat indah.
Bangsa Mesir kuno juga meninggalkan warisan sistem penulisan dan matematika yang monumental. Hasta, ukuran panjang kira-kira rentang lengan bawah, adalah kunci dalam merancang piramida dan bangunan lainnya.
Orang-orang Mesir kuno mengembangkan kalender 24 jam sehari dan 365 hari selama ini. Dan mereka mendirikan sistem penulisan bergambar hieroglif, diikuti oleh sistem hieroglif yang menggunakan tinta pada kertas papirus. Peradaban ini berakhir pada tahun 332 SM ketika ditaklukkan oleh Alexander Agung.
3. India Kuno, 3300 SM
Di India kuno, tempat agama Hindu didirikan, agama memegang peranan penting bersama dengan tradisi sastra dan arsitektur yang luar biasa. Upanishad, atau teks suci Hindu, memuat gagasan reinkarnasi dan sistem kasta berdasarkan hak kesulungan, yang keduanya bertahan hingga zaman modern.
Berbeda dengan peradaban kuno lainnya, Peradaban Lembah Sungai Indus yang dibangun di Lembah Sungai Indus (sekarang India, Afghanistan, dan Pakistan) tampaknya tidak dilanda perang. Para sejarawan dan arkeolog malah menunjuk pada perencanaan kota yang canggih dan terorganisir, lengkap dengan rumah-rumah bata yang seragam, struktur jaringan dan sistem drainase, saluran pembuangan limbah, dan pasokan air.
Source | : | History.com |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR