Masyarakat Nivkh telah sejak lama memiliki hubungan dengan budaya sekitarnya seperti Tiongkok dan Jepang. Di Sakhalin sendiri, menjelang kedatangan Mongol, mereka tinggal di utara karena diserang oleh suku pribumi dari Jepang, Ainu, yang kini berkuasa di selatan.
Uniknya, secara genetik dan kebahasaan, Nivkh memiliki kesamaan dengan etnis yang telah bermigrasi ke Amerika Utara.
Jalan menuju Sakhalin yang rumit
Kekuasaan Kekaisaran Mongol pada abad ke-13 tidak hanya ingin menguasai lahan, tetapi juga perekonomian. Dalam penguasaan terhadap Tiongkok dan Manchuria, Kekaisaran Mongol menggabungkan sistem upeti khas Tiongkok untuk tujuan dapat mengelola distribusi dan hubungan dengan masyarakat pesisir timur laut Asia.
Masyarakat Nivkh yang telah tunduk oleh serangan balasan Mongol segera memberikan upeti. Upeti yang menarik bagi Kekaisaran Mongol adalah bulu musang yang berasal dari Amur rendah dan Pulau Sakhalin yang dihasilkan masyarakat Nivkh.
Ketundukan Nivkh pada akhirnya punya siasat: membentuk aliansi dengan Kekaisaran Mongol. Aliansi ini penting bagi mereka, mengingat kawasan selatan Pulau Sakhalin dikuasai oleh suku-suku bangsa Ainu.
Beberapa di antara komoditas yang paling disukai oleh Kekaisaran Mongol adalah bulu musang. Amur rendah dan Pulau Sakhalin menghasilkan komoditas penting ini. Ahli sejarah terkait Kekaisaran Mongol yakin, komoditas inilah yang pada akhirnya mengundang bangsa Mongol untuk menuju ke Sakhalin.
Pengaduan masyarakat Nivkh sampai ke telinga Kekaisaran Mongol yang dipimpin oleh Kublai Khan, saat itu belum menjadi Dinasti Yuan. Laporan itu membuat Kekaisaran Mongol bergerak menyerang bangsa Ainu pada 30 November 1264.
Setelah invasi, bangsa Ainu masih kembali untuk menyerang Nivkh. Bukannya mengirim pasukan, bangsa Mongol lebih memilih mengirimkan peralatan militer dan perbekalan kepada masyarakat Nivkh.
Ekspedisi bangsa Mongol ke Sakhalin berlangsung pada 1272 dan 1273. Saat itu, bangsa Mongol telah membentuk Dinasti Yuan di Tiongkok. Sayangnya, rencana ini gagal karena tidak menemukan jalan menyeberangi Selat Tartar yang arusnya rumit.
Masyarakat Udege yang telah tunduk memberi bahwa untuk bisa menyeberang ke Sakhalin, sebaiknya tunggu saat musim beku. Mereka juga menyarankan serangan pada 1273 kepada Kaisar Dinasti Yuan, tetapi ditolak.
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR