Invasi besar
Serangan besar Dinasti Yuan menyerang suku-suku Ainu di Sakhalin terjadi pada dekade 1280-an. Awalnya, kawasan Juerchen hanya membantu perlengkapan perang bagi suku Nivkh berupa perahu dan perbekalan melintasi lautan.
Saat itu, kawasan Jurchen membantu perlengkapan perang Mongol dengan perahu dan perbekalan melintasi lautan. Dinasti Yuan baru mengirimkan pasukan besar hingga 10.000 orang untuk ekspedisi menyerbu Ainu pada 1285 dan 1286. Ekspedisi ini dilakukan pada akhir tahun, setelah mempelajari Selat Tartar.
Anatolii Trekhsviatskyi dalam makalah tahun 2007 di Journal of Asian History mengungkapkan, serangan Mongol ini mungkin yang menyebabkan populasi masyarakat Ainu hari ini lebih sedikit. Untuk melindungi diri, suku-suku Ainu harus mengerahkan pasukan yang sangat banyak, kemudian gugur melawan Mongol dalam pertempuran terbuka.
Bagaimanapun, pasukan Mongol telah menyapu sampai ujung selatan Pulau Sakhalin. Pasalnya, di Tanjung Crillon yang merupakan titik selatan, terdapat benteng berarsitektur Mongol-Tionghoa dari abad ke-13.
Sebagian sejarawan Jepang percaya bahwa dari serangan Sakhalin ini, prajurit Mongol mungkin menyeberang ke Hokkaido. Namun, dugaan ini diragukan karena tidak ditemukannya bukti kuat, walau saat itu Mongol telah gagal mencapai Jepang dalam ekspedisi 1267-1274.
Perjuangan terakhir Ainu
Meski demikian, suku-suku Ainu tidak mudah meyerah melawan kekuatan Mongol. Mereka melakukan serangan balik ke Sakhalin. Selama 1285, untuk mencegah upaya kependudukan Ainu, Mongol telah mempertimbangkannya dengan membangun koloni di muara Amur dengan masyarakat Han yang diasingkan dari Dinasti Song.
Lagi-lagi, Ainu menyerang Nivkh dan pemukiman Mongol pada 1290-an dan kerap melakukan perampokan. Invasi Ainu ke pemukiman Dinasti Yuan di muara Sungai Amur dilakukan pada 1297. Kekaisaran Mongol, bersama Nivkh, menyerang balik suku-suku Ainu di dekat Danau Kizi.
Suku-suku Ainu melakukan serangan terakhirnya pada 1305. Tiga tahun kemudian, dua suku Ainu yakni Waying dan Yusahnnu menyerah lewat kontak dengan masyarakat Nivkh. Mereka membawa upeti berupa bulu setiap tahun yang secara otomatis menambah daerah kuasa Mongol.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR