Nationalgeographic.co.id—Sepanjang sejarah dunia, ada banyak kisah pembunuhan berantai yang bisa membuat kita bergidik. Dari janda “Lady Bluebeard”, dokter Inggris yang membunuh ratusan orang, hingga penjagal tampan yang mematikan.
Harold Shipman, dokter kematian yang menghabis nyawa 218 pasiennya
Salah satu pembunuh berantai paling mematikan dalam sejarah dunia adalah seorang dokter yang melakukan 218 pembunuhan. Pembunuhan tersebut dilakukan saat ia bekerja sebagai dokter terkenal di Inggris.
Harold Shipman memulai aksi pembunuhannya pada tahun 1972. “Ia diyakini telah membunuh setidaknya 71 pasien saat bekerja di praktik pertamanya,” tulis Barbara Maranzani di laman History.
Sang dokter kematian kemudian menggandakan jumlah tersebut pada praktik keduanya. Ia kerap bertengkar dengan rekan-rekannya yang menganggapnya arogan, kasar, dan terlalu percaya diri.
Akhirnya, pada tahun 1998, baik pengurus jenazah setempat maupun dokter lain menyadari banyaknya jumlah sertifikat kremasi yang ditandatangani Shipman.
Mereka juga melihat kesamaan yang mencolok pada pasien yang baru saja meninggal. Mereka semua adalah wanita lanjut usia yang ditemukan dalam keadaan duduk dan berpakaian lengkap. “Tidak di tempat tidur seperti yang biasanya terjadi pada orang yang sakit parah,” tambah Maranzani.
Terlepas dari petunjuk-petunjuk tersebut, penyelidikan awal ini ditangani dengan buruk. Hal ini memungkinkan Shipman untuk membunuh tiga kali lagi.
Keberuntungan Shipman berakhir pada akhir tahun 1998. Saat itu, putri korban terakhirnya, pengacara Kathleen Grundy, mengeklaim bahwa Shipman membunuh ibunya.
Selain itu, sang dokter juga mencoba memalsukan surat wasiat korbannya dan menunjuk dirinya sebagai ahli waris. Berbeda dengan korban sebelumnya, Grundy belum dikremasi. Autopsi mengungkapkan diamorfin tingkat tinggi yang mematikan (obat yang digunakan Shipman untuk sebagian besar pembunuhan).
Shipman secara resmi didakwa dengan 15 pembunuhan dan dinyatakan bersalah serta dijatuhi hukuman seumur hidup tanpa pembebasan bersyarat pada tahun 2000. Shipman meninggal pada tahun 2004, setelah melakukan bunuh diri di selnya. Dia tidak pernah mengakui pembunuhan apa pun.
Belle Gunness menikah untuk membunuh
Wanita yang kemudian dikenal sebagai “Lady Bluebeard” berimigrasi ke Amerika dari Norwegia pada tahun 1881. Ia menetap di Chicago dan menikah dengan sesama imigran Norwegia. Pasangan ini memiliki empat anak (dua di antaranya meninggal dalam usia muda) dan mengelola toko permen.
Pada tahun 1900, toko tersebut terbakar secara misterius dan suami Gunness meninggal. Meskipun keduanya terjadi dalam keadaan yang mencurigakan, Gunness mampu mengumpulkan beberapa pembayaran polis asuransi yang memungkinkannya membeli sebuah peternakan.
Dia segera menikah lagi, dan 8 bulan kemudian suami keduanya meninggal. Gunness mengeklaim bahwa dia mengalami luka bakar fatal akibat air mendidih dan kepalanya terkena penggiling daging yang berat.
Meskipun pemeriksaan dilakukan, tidak ada penipuan yang dapat dibuktikan. Lagi-lagi ia mendapatkan pembayaran asuransi yang besar.
Gunnes kemudian mulai memasang iklan surat kabar untuk mencari suami ketiga. Ia memberikan persyaratan bahwa calon pelamar harus mengunjungi pertaniannya di Indiana. Beberapa calon pelamar melakukan perjalanan, namun menghilang selamanya. Hanya satu yang berhasil keluar hidup-hidup, setelah dilaporkan terbangun dan melihat Gunness yang tampak menyeramkan berdiri di dekatnya.
Tidak ada yang tahu pasti berapa banyak orang yang dibunuh Belle Gunness. Akhirnya, dia sendiri menemui akhir yang mengerikan. Pada bulan Februari 1908, kebakaran menghancurkan pertanian. Di antara puing-puing tersebut terdapat mayat anak-anak Gunness yang tersisa dan mayat seorang wanita yang dipenggal.
Para pejabat mengidentifikasi jenazah tersebut sebagai milik Gunness. Namun keraguan dengan cepat menyebar, karena jenazah tersebut jauh lebih kecil daripada Belle yang tinggi dan bertubuh kekar.
Pencarian kepalanya yang hilang menghasilkan penemuan hampir selusin mayat, termasuk pelamar yang hilang dan beberapa anak. Ray Lamphere, mantan buruh tani yang dia pecat, ditangkap dan diadili atas kejahatan tersebut. Ia hanya dihukum karena pembakaran.
Ed Gein: inspirasi di balik Psycho
Pria yang menginspirasi Psycho, Silence of the Lambs dan The Texas Chain Saw Massacre tumbuh di daerah terpencil di Wisconsin. Dia adalah anak yang dianiaya dari seorang ayah yang alkoholik dan seorang ibu yang puritan. Ibunya berhasil menanamkan dalam diri putranya ketakutan patologis terhadap perempuan dan seks.
Ketika ayah, saudara laki-laki dan ibunya meninggal, dia ditinggalkan sendirian di pertanian keluarga. Gein akhirnya menutup sebagian rumah dan mengubahnya menjadi semacam kuil untuk ibunya.
Sekitar 13 tahun kemudian, polisi setempat tiba di pertanian tersebut. Mereka menindaklanjuti informasi tentang pemilik toko perangkat keras yang hilang, Bernice Worden.
Mereka menemukan mayat Worden tanpa kepala tergantung terbalik di langit-langit. Penggeledahan di properti tersebut mengungkap sebuah aula yang mengerikan.
Di sana, tubuh manusia diubah menjadi barang-barang rumah tangga seperti kursi dan mangkuk. Wajah digunakan sebagai hiasan dinding dan rompi terbuat dari tubuh manusia. Banyak dari barang-barang mengerikan ini berasal dari mayat yang dicuri Gein dari kuburan. Ia juga membunuh satu wanita lain selain Worden.
Gein mengaku menggunakan bagian tubuh tersebut untuk merakit versi baru dari ibu tercintanya. Gein didiagnosis menderita skizofrenia dan dinyatakan tidak layak diadili.
Satu dekade kemudian, dia dinyatakan bersalah atas salah satu pembunuhan tersebut. Namun Gein dinyatakan gila pada saat kejahatan tersebut dilakukan. Dia menghabiskan sisa hidupnya di rumah sakit jiwa.
Ted Bundy dan pesona yang mematikan
Tampan, berpendidikan tinggi, dan penuh pesona, Ted Bundy merupakan salah satu pembunuh berantai yang paling keji sepanjang sejarah dunia. Ia melakukan pembunuhan besar-besaran di banyak negara selama satu dekade.
Terlahir dari ibu remaja yang tidak menikah, Bundy tidak pernah mengetahui identitas ayahnya. Ia dibesarkan dengan keyakinan bahwa neneknya sebenarnya adalah ibunya (dan ibunya sebenarnya adalah saudara perempuannya).
Setelah masa remaja yang sulit, Bundy lulus dari Universitas Washington. Ia segera memulai aksi pembunuhannya, membunuh korban pertamanya di Seattle pada tahun 1966. Berfokus terutama pada mahasiswa perguruan tinggi yang menarik, Bundy melakukan serangkaian pembunuhan di Pacific Northwest.
Dia melanjutkan perjalanan ke Utah dan Colorado, membunuh beberapa wanita lagi sebelum ditangkap. Meskipun dihukum karena penculikan, dia berhasil melarikan diri dari tahanan olisi tidak hanya sekali, tapi dua kali, saat menunggu persidangan.
Bundy pindah ke Florida, di mana dia membunuh beberapa anggota perkumpulan mahasiswa. Korban terakhirnya adalah seorang gadis berusia 12 tahun yang dia perkosa dan bunuh.
Bundy akhirnya ditangkap saat mengendarai mobil curian seminggu setelah pembunuhan terakhirnya. Persidangannya dengan cepat menjadi sensasi media. Persidangannya adalah sidang pembunuhan pertama yang disiarkan sepenuhnya di televisi. Bundy bertindak sebagai salah satu pengacara pembelanya sendiri.
Dia menjadi bintang media, menyambut para jurnalis di selnya dan menerima surat dari penggemar yang jatuh cinta. Bundy bahkan menikahi salah satu dari penggemarnya.
Untuk meringankan hukumannya, ia memberikan daftar petunjuk yang tak ada habisnya tentang pembunuhan tambahan yang mungkin telah dia lakukan. Ia berharap dapat menunda eksekusinya.
Upayanya tidak berhasil. Bundy dieksekusi di kursi listrik pada tahun 1989, dengan jumlah korban sebenarnya tidak diketahui.
H.H. Holmes: seorang apoteker yang membangun kastel pembunuhan'
H.H. Holmes menghabiskan awal karirnya sebagai penipu asuransi sebelum pindah ke Illinois tahun 1893. Di Illinois, ia bekerja sebagai apoteker.
Di sanalah Holmes membangun apa yang dia sebut sebagai “kastel” pembunuhannya. Kastel pembunuhan itu berupa sebuah penginapan tiga lantai yang diam-diam dia ubah menjadi ruang penyiksaan yang mengerikan.
Beberapa ruangan dilengkapi dengan lubang intip tersembunyi, saluran gas, pintu jebakan, dan bantalan kedap suara. Sementara ruangan lainnya dilengkapi jalan rahasia, tangga, dan lorong yang menuju jalan buntu.
Ada juga saluran minyak yang menuju ke ruang bawah tanah, tempat Holmes memasang meja bedah, tungku, dan bahkan rak abad pertengahan.
Holmes membawa banyak korban dan membuat mereka sesak napas dengan gas beracun. Setelah itu, ia membawa mereka ke ruang bawah tanah untuk melakukan eksperimen mengerikan.
Dia kemudian membuang mayat-mayat itu ke dalam tungku atau mengulitinya. Holmes menjual kerangkanya ke sekolah kedokteran.
Pada saat yang sama, Holmes melakukan penipuan asuransi. Ia mengumpulkan uang dari perusahaan asuransi jiwa. Holmes akhirnya tertangkap ketika salah satu rekan konspiratornya memberi tahu polisi setelah Holmes gagal memberikan pembayarannya.
Holmes akhirnya dihukum atas pembunuhan empat orang. Namun dia mengakui setidaknya 27 pembunuhan lagi sebelum digantung pada 1896.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Source | : | History |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR