Dewi Athena dan Artemis sendiri mengagumi gadis fana Erinona karena kebijaksanaan dan kemurniannya. Aphrodite, yang marah karena gadis itu tidak menghormatinya juga, mencoba membuat Zeus jatuh cinta padanya.
Hera, yang iri dengan kelakuan buruk Zeus, mengatur agar Adonis memperkosa gadis perawan itu, yang menyebabkan Zeus kehilangan minat padanya.
Zeus sekarang marah atas akal-akalan tersebut, Zeus menyerang dan membunuh Adonis, sementara Artemis mengubah Erinona menjadi seekor burung merak — dan kemudian burung merak tersebut menjadi manusia.
Aphrodite kemudian memohon kepada Zeus untuk mengizinkan bayangan Adonis kembali ke dunia kehidupan, dibimbing oleh Hermes.
Adonis yang telah bangkit kemudian menikah dengan Erinona yang telah diubah - dan ditransformasikan kembali, dan mereka memiliki seorang putra bersama, yang disebut Taleas atau Talos.
Di dunia nyata Yunani era Hellenic, Alexander Agung sendiri konon begitu terpesona oleh keindahan burung merak sehingga ia melarang perburuan burung merak.
India mengabadikan burung merak di “Tahta Merak” yang mewah
Berabad-abad kemudian, di India, burung merak tetap menjadi simbol kekuasaan.
Dua burung diabadikan dalam keindahan berhiaskan berlian di “Tahta Merak”, yang diciptakan pada abad ke-17 untuk Kaisar Shah Jahan. Itu digunakan oleh kaisar berikutnya dari Kekaisaran Mughal di India.
Said Gilani dan pekerjanya dari departemen pandai emas kekaisaran ditugaskan untuk membangun takhta baru ini.
Butuh waktu tujuh tahun untuk menyelesaikannya. Emas murni, batu mulia, dan mutiara dalam jumlah besar digunakan, menciptakan karya seni Mughal yang tak tertandingi sebelum atau sesudah penciptaannya.
Itu adalah kemewahan yang hanya bisa dilihat oleh sejumlah kecil bangsawan, bangsawan, dan pejabat tinggi yang berkunjung.
Tahta itu, bahkan menurut standar Zaman Keemasan Mughal, sangat mewah, menghabiskan biaya dua kali lipat biaya pembangunan Taj Mahal.
Selama Pertempuran Karnal, pada 13 Februari 1739, setelah kekalahan Muhammad Shah, Nadir Shah memasuki Delhi dan menjarah kota tersebut.
Ketika pasukan Persia meninggalkan Delhi pada awal Mei 1739, mereka membawa Tahta Merak sebagai piala perang.
Pengumpulan harta karun dalam jumlah besar menyebabkan hilangnya kekayaan Mughal dan hilangnya artefak budaya yang tidak dapat tergantikan.
Source | : | Greek Reporter |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR