Kekuasaannya yang baru disebut sebagai Kekaisaran Timuriyah. Seperti upaya sebelumnya, Timur Lenk dengan cepat menyebar pengaruhnya di seluruh Asia Tengah dalam dua dekade berikutnya. Timur Lenk memimpin invasi ke Rusia pada 1380 untuk membantu Gerombolan Emas yang dipimpin Toktamasyh.
Saat itu Gerombolan Emas hendak merebut kembali Lituania yang memberontak. Toktamysh adalah anak didik Timur Lenk sendiri.
Namun, secara pribadi untuk Kekaisaran Timuriyah, Timur Lenk menganeksasi Herat di Afganistan pada 1383. Serangan ini kemenangan besar menghadapi Dinasti Kart dari Persia yang sebelumnya bangkit dari sisa-sisa Kekaisaran Ilkhanat Mongol. Pada 1385, seluruh Persia jatuh di tangan Kekaisaran Timuriyah.
Terhadap Gerombolan Emas, Timur Lenk menyerang Toktamysh yang dinilai berkhianat. Serangan tersebut terjadi antara 1391 dan 1395. Timur Lenk bahkan meruntuhkan kuasa Gerombolan Emas di ibukota Sarai dan merebut Moskow.
Persia menyempatkan kesibukan Timur Lenk di Rusia untuk memberontak. Timur Lenk segera membalasnya dengan porak-poranda dan mengerikan demi memberi ketakutan siapa pun yang melawan.
Ambisi penaklukkan
Kekaisaran Timuriyah melancarkan serangan ke India pada 1398 dengan tentara sebanyak 90.000. Kondisi Kesultanan Delhi sedang kacau balau setelah kematian Sultan Firuz Shah Tughluq pada 1388. Hal ini membuat Timur Lenk menguasai Kashmir, Delhi, dan bagian utara India lainnya.
Timur Lenk juga mengulang kekejaman bangsa Mongol di abad sebelumnya, yakni mengepung Bagdad pada 1401 dengan pembantaian. Dengan sigap, ia juga menyerang Kekaisaran Ottoman yang masih muda usianya. Kabar ini disambut bangsa Eropa yang membenci Kekaisaran Ottoman, sekaligus ketakutan karena keberadaan Timur Lenk yang maju mendekati gerbang benua.
Meski menang melawan Kekaisaran Ottoman, Timur Lenk tidak terlalu menghadap ke barat. Dia punya ambisi lain: Tiongkok. Rencananya, ia akan menaklukkan Tiongkok yang berada di bawah Dinasti Ming, wangsa yang meruntuhkan Dinasti Yuan Mongol.
Sayangnya, misi ini tidak berjalan lancar karena berangkat di musim dingin. Selain itu, Timur Lenk memasuki usia senja yang membuatnya jatuh sakit. Dia pun wafat pada 1405 di Otrar, Kazakhstan hari ini. Cita-cita menguasai Tiongkok tidak terwujudkan, bahkan tidak dilakukan oleh penerusnya.
Pahlawan atau bandit bengis?
Kisah kehebatan Timur Lenk menguasai wilayah Asia Tengah membuatnya dianugerahi sebagai pahlawan oleh masyarakat Uzbekistan setelah merdeka dari Uni Soviet.
Patungnya berdiri dengan gagah di Samarkand hari ini. Kota ini merayakan Timur Lenk yang menjadikan kota Samarkand sebagai ibukota Kekaisaran Timuriyah, setelah sebelumnya hanya kota besar persinggahan di Jalur Sutra.
Namun, tidak semuanya sepakat. Khiva, misalnya, memiliki pengalaman buruk dengan Timur Lenk di masa lalu karena menghancurkan kota mereka dengan membunuh hampir semua penduduk.
Meski beragama Islam, Timur Lenk sangat meragukan untuk bisa dianugerahi sebagai pahlawan muslim. Dalam ekspedisinya banyak kota-kota besar peradaban Islam dalam sejarah abad pertengahan dihancurkan oleh Timur Lenk. Bagdad, misalnya, berdarah lagi di tangannya.
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
KOMENTAR