Nationalgeographic.co.id—Lebih dari 500 tahun, Kekhalifahan Abbasiyah pernah menjadi pemerintahan termegah dan terkuat dalam sejarah Islam.
Dinasti ini bangkit dari awal yang penuh darah hingga menjadi pusat dunia Muslim selama Zaman Keemasan Islam di bawah kepemimpinan Harun al-Rasyid yang legendaris.
Namun, pada akhirnya, kekhalifahan ini menghadapi berbagai persoalan yang mengakibatkan keruntuhannya.
Salah satu pukulan paling berat bagi Kekhalifahan Abbasiyah datang dari serangan Mongol di bawah pimpinan Hulagu Khan pada abad ke-13.
Kekhalifahan Abbasiyah, Zaman Keemasan Islam dan Kekhalifahan Pertama
Ketika berbicara tentang sejarah Islam, orang sering menggunakan kata "kekaisaran" dan "kekhalifahan" secara bergantian.
Meskipun keduanya mirip, terdapat perbedaan utama di antara keduanya. Sementara kekaisaran istilah yang lebih umum, kekhalifahan merujuk pada bentuk pemerintahan yang dipimpin khalifah–dianggap penerus politik dan agama Nabi Muhammad.
Sejarawan Robbie Mitchel menjelaskan, gagasan kekhalifahan pertama kali muncul pada tahun 632 Masehi setelah wafatnya Nabi Muhammad pada tanggal 8 Juni 632 Masehi.
“Para khalifah diharapkan untuk menegakkan dan menerapkan prinsip-prinsip Islam, memimpin masyarakat, dan berfungsi sebagai otoritas politik dan agama,” jelas Robbie, dalam tulisanya di laman Ancient Origins.
Kemunculan Kekhalifahan Abbasiyah ditengarai oleh ketidakpuasan terhadap pemerintahan sebelumnya, yaitu dinasti Umayyah–monarki absolut pertama di dunia Arab–di bawah kekuasaan raja Marwan II.
Seorang tokoh misterius yang disebut Abu Muslim, memimpin suatu pemberontakan yang menjadi cikal bakal Kekhalifahan Abbasiyah.
“Tidak banyak yang diketahui tentang dia kecuali fakta bahwa dialah yang mengakhiri kekuasaan Umayyah dan membawa Abbasiyah ke tampuk kekuasaan melalui manuver politik yang licik, meskipun dia sendiri bukan seorang Abbasiyah,” ungkap Robbie.
Penulis | : | Tri Wahyu Prasetyo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR