Nationalgeographic.co.id—Angka takhayul 13 memiliki sejarah panjang yang mencapai ribuan tahun yang lalu. Banyak orang meyakini bahwa angka 13 merupakan angka sial.
Bagaimana sebenarnya asal muasal angka yang tidak biasa ini, dan mengapa angka tersebut memiliki konotasi yang begitu negatif? Mari kita selidiki asal muasal angka ajaib ini.
Pythagoras, filsuf sekaligus ilmuwan dari Yunani, pernah mengatakan, “13 adalah angka yang paling misterius, karena merupakan angka transformasi.”
Ketika tanggal tiga belas jatuh pada hari Jumat, jutaan orang di seluruh dunia benar-benar merasa takut. Sebagian besar gedung melewatkan lantai tiga belas, dan tak seorang pun ingin menjadi tamu ketiga belas yang diundang ke jamuan makan malam. Mereka takut, mereka akan meninggal sebelum tahun berakhir.
Hal ini sebagian besar disebabkan oleh pengaruh Kristen di Dunia Barat. Menurut Injil, Yudas Iskariot adalah tamu ketiga belas pada Perjamuan Terakhir, tamu yang akhirnya mengkhianati tuannya.
Pada hari Jumat, 13 Oktober 1307, Raja Philip IV dari Perancis memerintahkan penangkapan para Ksatria Templar, yang sebagian besar akhirnya meninggal.
Kekristenan juga memberi nilai rendah atau meremehkan angka ini karena hubungannya dengan agama pagan. Misalnya, harus ada tiga belas penyihir dalam satu coven, dan contoh lainnya.
Menariknya, ada cerita Norse di mana dewa Loki tiba di urutan ke-13 di sebuah pesta di Valhalla. Di sana dia kemudian menipu peserta lain untuk membunuh dewa Baldur.
Tiga belas juga merupakan kartu kematian dalam dek tarot. Namun jauh dari tanda negatif, kartu tersebut biasanya berarti perubahan besar dalam hidup seseorang.
“Jarang sekali kartu ini benar-benar melambangkan kematian fisik, tetapi biasanya melambangkan akhir, mungkin sebuah hubungan atau minat, dan oleh karena itu meningkatkan rasa kesadaran diri,” tulis Eden Gray dalam The Complete Guide to the Tarot, 1970.
Menurut para ahli numerologi, angka 13 dianggap sangat karma, dikaitkan dengan ketuhanan.
Faktanya, banyak orang yang percaya bahwa angka 13 membawa perubahan yang seringkali membawa pandangan positif.
Source | : | Ancient Origins |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR