Perang Sekutu pun pecah antara 91 dan 88 SM. Suku-suku sekutu menginginkan agar ada badan yang mewakili mereka di dalam pemerintahan Republik Romawi.
Ketika Julius Caesar menjadi konsul pada 59 SM, dia memulai pemerintahan diktator. Perlu diingat, diktator Republik Romawi berbeda dengan pengertian hari ini. Diktator masa Republik Romawi menerima kekuasaan penuh negara, mensubordinasikan hakim-hakim lainnya untuk penyelesaian masalah tertentu.
Seorang diktator masih di bawah kendali dan tanggung jawab para senat. Para Senat pun bisa memveto tindakan diktator dan menutut hukumannya setelah masa jabatannya usai.
Kembali lagi pada isu kewarganegaraan, Julius Caesar memberikan kewarganegaraan diberikan kepada suku-suku sekutu. Perluasan ini mencakup luar Italia seperti Spanyol dan Gaul yang membantunya dalam penaklukkan.
Julius Caesar, sebagai konsul memiliki tantangan secara politik. Dewan senat memilihnya kembali sebagai konsul pada 48 SM, dan terpilih lagi pada 46 SM. Yang terakhir ini, membuat Julius Caesar bisa menjadi diktator untuk 10 tahun berikutnya.
Alasan diktator lebih lama ini, menurut para ahli sejarah dunia kuno, berhubungan dengan keputusan mengenai kehormatan keilahian dan rencana pendewaan Julius Caesar sebagai Divus Iulius.
Kondisi ini runyam dalam sistem politik, terutama di ibukota Republik Romawi dalam sejarha dunia kuno. Marcus Tullius Cicero, penyair dan negarawan Romawi, mencatat adanya konspirasi para senat untuk menggulingkan pemerintahan. Gerakan ini dipimpin oleh senator Lucius Sergius Catilina.
Cicero juga meyakini bahwa Republik Romawi sedang mengalami kemunduran. Keresahan ini juga berhubungan dengan adanya triumvirat sejak 60 SM yang diisi oleh Julius Caesar, Pompey, dan Marcus Licinius Crassus.
Triumvirat ini retak, terutama ketegangan antara Caesar dan Pompey yang iri. Hal ini membuat pertikaian di antara keduanya. Pompey segera menyingkir ke Mesir. Namun, konspirasi pembunuhan Caesar semakin nyata. Hingga akhirnya, seperti yang diketahui umum dalam sejarah dunia kuno, pembunuhan terjadi di Teater Pomey Roma pada 44 SM.
Inilah babak akhir dari Republik Romawi. Kematian Julius Caesar menjadi awal kemunculan sistem Kekaisaran pada Romawi. Melihat konsul sepertinya adalah jabatan yang rentan, reformasi besar-besaran dilakukan oleh Augustus.
Sedimen Dasar Laut, 'Area Mati' yang Justru Penting dalam Ekosistem 'Blue Carbon'
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR