Nationalgeographic.co.id—Banyak masyarakat Indonesia mengenal Oei Hui Lan karena lukisannya yang terpajang di Hotel Tugu, Malang. Ada pula yang mengenalnya sebagai putri dari Oei Tiong Ham, pebisnis kaya saat Indonesia masih menjadi Hindia Belanda.
Sejarah dunia mencatat bahwa Oei Hui Lan telah banyak dikenal dalam bidang politik. Namun, dia juga diketahui karena pengaruhnya sebagai sosialita yang memengaruhi dunia mode.
Oei Hui Lan lahir pada 21 Desember 1889 di Semarang, Jawa Tengah dari pengusaha Oei Tiong Ham dan Goei Bing Nio. Datang dari keluarga Tiongkok Peranakan, sang ayah berasal dari keluarga konglomerat sedangkan sang ibu berasal dari keluarga kelompok Cabang Atas yang diisi kalangan priayi.
Dengan latar belakang keluarganya, Oei Hui Lan mendapatkan pendidikan yang cukup baik. Ini turut didukung oleh posisi sang ibu sebagai istri sah di dalam keluarga Oei Tiong Ham.
Oei Hui Lan mendapatkan dukungan pendidikan dari berbagai tenaga pendidik Eropa yang tinggal di Semarang. Perempuan yang dikenal dengan nama Angele saat masih belia ini mendapatkan edukasi modern yang menggambarkan kelompok Cabang Atas di Hindia Belanda pada abad ke-19.
Pendidikan ini membuatnya mampu berbicara dalam beberapa bahasa seperti Melayu, Inggris, Prancis, Hokkien, Mandarin, dan Belanda. Ini juga ditambah dengan kemampuan musik yang didapat dari masa belajar di Singapura.
Kehidupannya mulai berubah sejak dia menikah dengan Beauchamp Forde Gordon Caulfield-Stoker, penjabat konsulat Inggris yang berdomisili di Semarang. Pernikahan ini membuatnya pindah ke London selama beberapa tahun demi mengikuti pekerjaan suaminya.
Oei Hui Lan sebagai Sosialita Dunia Mode
Setibanya di Inggris, Oei Hui Lan mulai menarik perhatian, hingga dikenal sebagai Countess Hoey Stoker di kalangan sosialita. Tak lama pindah, dia memiliki satu anak meski akhirnya bercerai setelah belasan tahun menikah.
Sejumlah laporan pada 1920an memberitakan bahwa perceraian Oei Hui Lan dengan Beauchamp Forde Gordon Caulfield-Stoker diduga dipicu oleh ketidakcocokan pasangan tersebut. Lebih rinci, publikasi Malaya Tribune menyebutkan bahwa kepribadian hingga ambisi sosial Hui Lan menjadi beberapa pemicunya.
Tak hanya karena kebiasaannya menyetir mobil Rolls Royce sendirian di kota London, kepopuleran Oei Hui Lan juga mulai dipicu karena pengaruhnya dalam dunia mode. Bukti ini hadir dalam beberapa publikasi, salah satunya menyebutkan tentang klaim gaya pakaiannya yang populer pada masanya.
"... [Berada] di ambang era flapper dan saya cocok dengan pesonanya. Saya memiliki figur yang sesuai, mungil dengan dada yang kecil, serta vitalitas. Jika Anda membayangkan flapper Tiongkok, itu adalah saya," tulis Oei Hui Lan dalam buku No Feast Lasts Forever.
Source | : | brittanica.com,Cambridge University Press |
Penulis | : | Laurensia Felise |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR