Nationalgeographic.co.id—Sekitar 16 kilometer di timur Laut Galilea, Dataran Tinggi Golan, terdapat peninggalan arkeologis yang paling aneh di Timur Tengah. Situs arkeologi tersebut bernama Rujm el Hiri atau Rogem Hiri atau Gilgal Rephaim yang merupakan megalitik kuno tebesar, berbentuk melingkar seperti Stonehenge di Inggris.
Pada bagian tengahnya, terdapat pirmaida dari batu kasar. Siapa pun yang berkunjung ke situs yang berusia sekitar 5.000 tahun ini, akan menjumpai tembok batu yang sebagian telah runtuh, dan berpola seperti labirin.
Dinding cincin atau lingkar terluar dari Rujm el Hiri berukuran 145 meter di bagian barat dan timur, serta 155 meter di utara dan selatannya. Meski tampak runtuh, masing-masing bangunan ini seperti disusun oleh batu basalt vulkanik hitam yang belum dipotong dengan ketebalan tembok sekitar tiga meter. Tingginya pun bisa mencapai dua meter.
Piramida
Sementara piramida di tengah terbuat dari tumpukan batu tidak berukuran setinggi lima meter. Tumpukan batu tersebut menyisakan pintu dan ruang di dalamnya yang dapat dimasuki. Sedangkan di sisi luar, terdapat tumpukan batu berantakan. Hal ini yang membuat dugaan bangunan tersebut, pada masanya, berbentuk kerucut berundak terpotong di atasnya.
Berbagai dugaan tentang situs ini, mulai dari kalender matahari, kuburan, dan tempat upacara keagamaan. Jawabannya masih belum pasti, karena hanya sedikit artefak yang dapat digunakan sebagai bukti aktivitas prasejarah di Rujm el Hijri.
Yang dapat diketahui, berdasarkan artefak yang ditemukan, situs Rujm el Hiri dibangun bertahap. Penanggalan artefak mengungkapkan bahwa pembangunan paling awal dilakukan pada awal Zaman Perunggu dan piramida di tengah di bangun pada akhir Zaman Perunggu.
Penelitian penanggalan terus berlanjut pada abad ke-21. Terungkap bahwa situs Rujm el Hiri mengalami penyempitan setelah dibangun antara 5.500 dan 5.000 tahun yang lalu.
Freikman dan Porat dalam Rujm el-Hiri: The Monument in the Landscape di Journal of the Institute of Archaeology of Tel Aviv University mengungkapkan bahwa bangunan ini berada pada gunung berapi aktif yang bisa dilihat jika melalui gerbang barat laut. Kemungkinan konstruksi aslinya sudah ada sebelum 5.000 tahun yang lalu, tetapi tertimbun letusan vulkanik.
Kalender Titik Balik Matahari
Arkeolog Anthony Aveni dan Yonathan Mizrachi memperkirakan bangunan besar Rujm el Hiri mungkin adalah interpretasi pengamatan langit oleh peradaban kuno. Mereka berpendapat dalam sebuah makalah di Journal of Field Archaeology pada 1998 bertajuk "The Geometry and Astronomy of Rujm el-Hiri, a Megalithic Site in the Southern Levant".
Aveni dan Mizrachi mencatat bahwa situs melingkar di ketinggian 515 meter di atas permukaan laut ini menyesuaikan dengan gerak matahari. Berdasarkan penghitungan mereka, sinar matahari terbit akan masuk pada pintu ruang pada titik balik matahari musim panas.
Tanda lain ditemukan pada dinding yang menunjukkan ekuinoks musim semi dan musim gugur. Cahaya matahari dapat memasuki bukaan di dinding bagian dalam dan menuju pusat tatanan geometris dari kompleks Rujm el Hiri.
Source | : | Haaretz,tandfonline.com |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR