Ruangan tengah dalam piramida di situs Rujm el Hiri mungkin pernah digunakan untuk penyimpanan atau tempat tinggal. Akan tetapi, walau sudah dilakukan penggalian, tidak ditemukan artefak sama sekali di dalamnya.
Dalam makalah tersebut, Aveni dan Mizrachi mengungkapkan, situs melingkar ini akan cocok dalam keselarasan astronomi dengan bintang-bintang. Mereka yakin, tembok bebatuan Rujm el Hiri sebenarnya menunjukkan terbitnya bintang sekitar 3.000 SM. Kalender seperti ini adalah informasi penting seperti penanggalan musim hujan bagi para penggembala sekitar situs.
Rujm el Hiri mungkin pernah menjadi pusat upacara monumental dengan situs pemakaman megalitik di sekitarnya. Mattanyah Zohar, arkeolog dari The Hebrew University of Jerusalem, telah menyelidiki situs ini sejak awal 1980-an.
Melansir Haaretz, Zohar percaya bahwa tempat ini juga digunakan sebagai tempat pertemuan tahunan penduduk dengan tradisi nomaden.
Memang betul jika situs Rujm el Hiri memiliki keselarasan dengan penanggalan astronomis, termasuk terpaan sinar matahari dari gerbang timur laut yang menunjukkan kesejajaran. Keselarasan ini mungkin dirayakan oleh penduduk sekitar dalam peradaban kuno.
Aveni, dalam buku Skywatchers, berpendapat bahwa situs ini dipakai pada 3000 SM ketika hari terpanjang dalam satu tahun terjadi, tepatnya saat cahaya pertama matahari menerpa bukaan gerbang timur laut. Kemungkinan, situs ini dipakai untuk memuja Tamuz dan Ishtar, doa kesuburan yang umum disembah masyarakat Syam kuno.
Rujm el Hiri Hari Ini
Sekarang, situs melingkar di Dataran Tinggi Golan menjadi daya tarik banyak orang untuk dikunjungi. Meski diperkirakan sebagai tempat suci di masa lalu, situs purbakala ini berada di kawasan militer yang digunakan untuk latihan pasukan Israel. Tidak semua pengunjung pun menghormati situs ini.
Rujm el Hiri terungkap setelah Perang Enam Hari 1967, ketika Israel berhasil menduduki Dataran Tinggi Golan dari Suriah.
Source | : | Haaretz,tandfonline.com |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR