Dia membaca dua filsuf sebelumnya dengan bantuan komentar-komentar, yang tampaknya merupakan asal mula unsur-unsur pemikirannya yang 'Peripatetik' (pasca-Aristotelian) dan Stoa.
Sejak usia enam belas tahun, dia menjadi terobsesi dengan logika. Dalam sebuah anekdot yang cukup menarik, Ibnu Sina mengklaim bahwa selama periode ini, setiap kali ada masalah yang luput dari perhatiannya, dia berdoa di masjid untuk memecahkan masalah intelektual apa pun yang mengganggunya saat itu. Namun setiap kali dia merasa lemah secara fisik, dia memulihkan kekuatannya dengan meminum segelas anggur.
Pengasingan Ibnu Sina
Ibnu Sina kemudian pindah dari Bukhara ke Gurganj. Alasan yang ia berikan adalah kematian ayahnya, meskipun kebutuhan untuk mencari nafkah sendiri tidak menjelaskan perlunya pergantian majikan, dari pangeran Bukhara menjadi sultan Gurganj.
Namun, masa ini merupakan masa yang penuh gejolak, karena orang-orang Turki sedang berkuasa di seluruh Persia, dan mereka sangat kritis terhadap orang-orang yang memiliki keyakinan atau koneksi Ismaili.
Meski awalnya diterima dengan tangan terbuka, kehidupan di Gurganj tidaklah mudah. Sultan, yang dipanggil Mahmud, dikenal karena ortodoksi agamanya yang ketat, dan akhirnya Ibnu Sina melarikan diri, yang membuat Sultan kecewa.
Oleh karena itu, perpindahan ke Gurganj menandai dimulainya periode perjalanan Ibnu Sina.
Politik dan Kematian
Ibnu Sina akhirnya menemukan dirinya dalam posisi kekuatan politik besar di Hamadhan, yang awalnya dipanggil untuk merawat penguasa Hamadhan karena sakit perut, akhirnya dipromosikan menjadi dokter pribadinya, kemudian menjadi wazir.
Namun, Ibnu Sina mempunyai musuh dalam posisi terakhir ini, terutama dengan tentara (jarang merupakan langkah bijak bagi politisi mana pun).
Ibnu Sina juga termasuk orang yang tidak bermoral menurut standar saat itu, tidak merahasiakan kecintaannya pada alkohol dan musik.
Ibnu Sina mulai berkorespondensi dengan penguasa Isfahan, Ala El-Dowleh, dan ketika hal ini diketahui, ia terpaksa bersembunyi.
Sudut Pandang Baru Peluang Bumi, Pameran Foto dan Infografis National Geographic Indonesia di JILF 2024
Source | : | The Collector |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR