“Setiap perayaan Romawi, baik itu kemenangan militer maupun ritual keagamaan, tidak lengkap tanpa 'vinum',” jelas George. “Anggur ini, bersumber dari kebun-kebun anggur yang tersebar di seluruh kekaisaran.”
Lebih dari sekadar minuman; ini adalah bagian integral budaya. Anggur ini mewakili kegembiraan, persahabatan, dan kegemaran orang Romawi akan hal-hal yang lebih baik dalam hidup.
Vinum memiliki beberapa tingkatan–hal ini menunjukan status sosial–yang dibedakan berdasarkan jenis buah anggurnya.
Salah satu jenis anggur yang menjadi favorit adalah jenis Falernian. Oleh hal itu, Anggur ini memiliki harga yang sangat mahal dan sulit dijangkau oleh masyarakat biasa. Sebaliknya, masyarakat biasa hanya dapat merayakan kehidupan dengan anggur yang lebih murah dan berkualitas rendah.
Oleum: “Emas Serbaguna”
'Oleum', atau minyak zaitun, adalah pahlawan tanpa suara di dapur Romawi. Ia memainkan peran yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari di Roma kuno.
“Digunakan untuk memasak, penerangan, dan bahkan perawatan kulit,” kata George. “Keserbagunaannya tak tertandingi.”
Minyak zaitun bukan hanya sekadar bahan masakan di Roma kuno, tetapi juga memiliki peran penting dalam pengobatan. Orang Romawi menggunakan minyak zaitun sebagai bahan dasar dalam pembuatan salep dan obat-obatan.
Mereka percaya bahwa minyak zaitun memiliki sifat penyembuhan dan mampu meredakan berbagai penyakit. Selain itu, minyak zaitun juga digunakan dalam pembuatan parfum dan minyak aromaterapi untuk memberikan aroma yang harum dan menyegarkan.
Kebun-kebun zaitun yang luas di Mediterania menjadi saksi akan pentingnya minyak ini, menjadikannya barang berharga dalam rumah tangga Romawi.
Penulis | : | Tri Wahyu Prasetyo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR