Konsistensinya yang kental berasal dari tedouira, campuran pengental tepung dan air yang ditambahkan sambil mengaduk sup.
Setiap keluarga menyiapkan harira secara berbeda. Ada yang memilih nasi alih-alih bihun. Atau daging sapi daripada daging domba. Keseimbangan bumbu dan rempah – kayu manis, kunyit, kunyit, jintan, ketumbar, peterseli, seledri dan jahe – juga bervariasi.
Setiap suapan memberikan rasa yang nikmat, membuat chebakia, kue wijen madu, menjadi pendamping yang sempurna.
Shami kebab di India dan Pakistan
Pada malam Ramadan di India dan Pakistan, udara dipenuhi dengan aroma shami kebab yang lezat dan dibumbui kapulaga. Saat itu penduduk setempat berkumpul di sekitar kios pinggir jalan untuk menyaksikan camilan daging ini disiapkan.
Asal muasal roti daging kambing yang meleleh di mulut ini diyakini berasal dari kota Lucknow di India. Di sana, shami kebab diperkirakan pertama kali disiapkan untuk nawab (penguasa).
Daging domba atau sapi, dimasak dengan chana dal atau Bengal gram. Lalu digiling dan dibumbui dengan bawang putih, jahe, kayu manis, merica, cengkeh, jintan, mint, ketumbar, dan cabai hijau. Dicelupkan ke dalam telur, rotinya digoreng hingga renyah di luar dan hampir hancur di dalam.
Kebab ini disajikan dengan chutney mint-coriander, saus tomat, dan bawang bombai.
Semangkuk shorbat adas di Timur Tengah
Bagi banyak Muslim di UEA, Yordania, dan Lebanon, berbuka puasa dimulai dengan semangkuk shorbat adas kukus yang disajikan dengan pitta.
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR