Menyumbangkan emasnya
Alih-alih menyimpan kekayaannya, Flamel mendonasikannya untuk amal. Ia mendanai pembangunan beberapa sekolah, tujuh gereja, dan empat belas rumah sakit. Konon setiap lokasi menerima plakat berisi pesan alkimia.
Flamel melanjutkan studinya tentang alkimia dan menulis banyak buku tentang subjek tersebut. Namun, karena percaya bahwa akses terhadap kekayaan yang begitu mudah dapat menghancurkan orang, dia menyembunyikan buku tersebut. Flamel berhenti menciptakan emas, memilih untuk menjalani hidupnya sebagai seorang sarjana dan dermawan.
Sang alkemis meninggal dengan damai dengan catatan yang menunjukkan usianya pada saat kematiannya antara 80 hingga 114 tahun. Ia dimakamkan di ujung bagian tengah gereja Saint-Jacques-de-la-Boucherie yang sebagian besar dibongkar pada tahun 1793.
Rumah tempat Flamel dilaporkan mencapai kesuksesan terbesar dalam alkimia praktis masih berdiri di Paris, rue de Montmorency. Strukturnya rusak parah setelah kematiannya karena penggeledahan oleh masyarakat yang berharap menemukan rahasia alkimia. Bagian bangunan yang selamat pun diubah menjadi sebuah restoran “Auberge Nicolas Flamel”.
Yang juga masih bertahan adalah batu nisannya, yang disimpan di Musée national du Moyen Âge di Paris. Batu nisan itu dirancang oleh Flamel sendiri sebelum kematiannya. Nisan itu memuat gambar Santo Petrus, Santo Paulus, simbol alkimia, dan sebuah prasasti yang merinci karya amalnya. Sebuah jalan bahkan diberi nama menurut Flamel. Dan jalan lain yang bersinggungan dengannya diberi nama sesuai nama istrinya Pernelle.
Seiring dengan perubahan timah menjadi emas, rumah menjadi restoran, dan batu nisan menjadi pameran museum, nama Nicolas Flamel mencapai keabadian. Keabadian yang pernah ia perjuangkan semasa hidupnya.
Mereka yang bertemu dengan Nicolas Flamel
Paul Lucas, seorang pengembara dari abad ke-18, menyatakan bahwa dia bertemu dengan beberapa orang Arab di padang pasir. Mereka memberitahunya bahwa pasangan alkemis terkenal itu masih hidup.
Dalam bukunya, The History of the French from Different States, Alexis Monteiln menyatakan bagaimana dia bertemu dengan seorang intelektual Prancis dan berdiskusi. Pria itu memberitahunya bahwa dia bertemu Nicolas Flamel. Flamel tidak hanya masih hidup, tetapi juga terus bereksperimen di semacam fasilitas rahasia bawah tanah.
Terra Incognita Perpetua
Source | : | Atlas Obscura,Ancient Origins |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR