"Kita tidak bisa menggunakan cara-cara selama 19 tahun ini dalam menjaga Bumi," ucapnya. "Kita harus menyerahkan tongkat estafet ini kepada generasi sekarang."
Dalam pembahasan sesi pertama tentang Era Baru Penjelajahan, Mahandis Yoanata selaku Managing Editor National Geographic Indonesia, mengungkapkan bahwa "hari ini kita merayakan asal-usul jiwa kita yang tak pernah lelah mengembara."
Sejak spesies manusia modern meninggalkan Afrika 60.000 tahun lalu, dorongan untuk melintasi batas pengetahuan manusia telah membentuk kebudayaan kita. Dan, sampai hari ini dorongan untuk menjelajah itu tetap kuat, paparnya.
"Penjelajahan merupakan kegiatan yang telah dilakukan ras manusia sejak lahir, ungkap Yoanata. "Penjelajahan pula yang mampu mendefiniskan kehidupan kita dengan lebih baik—yang mungkin juga mampu membuat kita semakin kenal terhadap dunia dan sekitarnya."
National Geographic merupakan jurnal resmi dari National Geographic Society, sebuah organisasi nirlaba di bidang keilmuan dan pendidikan yang berpusat di Washington, D.C, Amerika Serikat. Selama lebih dari 130 tahun, National Geographic telah menginspirasi publik untuk lebih peduli pada planet ini.
Edisi bahasa Indonesia hadir sejak April 2005, yang lisensi penggarapannya oleh Grid Network—divisi Kompas Gramedia. Selama bentang 19 tahun, National Geographic Indonesia menyingkap rangkaian kebinekaan Nusantara dalam misi-misi penjelajahan.
Dari nyanyian owa jawa sampai auman sendu harimau sumatra. Dari sebaran jejak kejayaan Sriwijaya, misteri danau Borobudur, sampai keagungan metropolitan Majapahit. Dari kisah pasukan pemadam kebakaran kota sampai dilema pencari suaka. Dari pemetaan burung-burung di Nusantara sampai pemetaan satwa lautnya. Dari dunia baru kehidupan pada skala mikroskopis sampai mendokumentasikan keberagaman alam, bahkan ketika kehidupan ini menuju kepunahan.
Ilmu pengetahuan berperan dalam mengubah cara pandang kita tentang kehidupan. Penemuan teknologi di setiap peradaban merupakan jawaban peradaban itu dalam meretas kesulitan. Salah satu penelitian telah menunjukkan cara pandang nenek moyang kita terhadap alam, yang mungkin memberi gagasan kepada kita tentang bagaimana seharusnya hidup berbudaya bersama alam.
Dalam sesi kedua, majalah bingkai kuning ini mengajak peserta untuk berdiskusi dalam topik Seri Ekspedisi Pusparagam Kehidupan yang digulirkan sejak 2020. Ekspedisi ini merupakan perjalanan muhibah demi mengungkap keanekaragaman kehidupan dan budaya di Indonesia.
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR