Dikenal sebagai Shemsu Hor (Mengikuti Horus), kunjungan tersebut memungkinkan penguasa untuk memungut pajak secara langsung. Mereka memilih untuk tidak menggunakan pemungut pajak pihak ketiga atau bergantung pada kejujuran otoritas setempat.
Ritual tahunan ini memungkinkan raja untuk hadir secara nyata dalam kehidupan rakyatnya dan terus melakukan pengawasan.
Di bawah Kerajaan Pertengahan, kerajaan mulai mengenakan pajak pada tingkat individu. Tur tahunan firaun tidak lagi disukai. Perjalanan rutin itu akhirnya digantikan oleh juru tulis.
Sang juri tulis menyimpan catatan cermat tentang berapa banyak utang yang harus dibayar dan siapa yang masih harus membayar. Pergeseran dalam strategi pengumpulan pajak ini hanya dapat dicapai karena peningkatan kemampuan melek huruf dan jumlah juru tulis.
Sebagian besar bukti fisik perpajakan di Mesir kuno berasal dari puncak pencatatan peradaban: Kerajaan Baru. Di masa itu armada pemungut pajak dan juru tulis menyimpan seluruh kas perbendaharaan kerajaan.
Banyak firaun Kerajaan Baru menggunakan pajak yang dipungut oleh para pejabat ini untuk mendirikan monumen-monumen besar. Pajak bahkan digunakan oleh firaun untuk mengadakan perayaan Yobel yang megah.
Korupsi pajak di era Mesir kuno
Namun sistem pajak Mesir kuno ternyata memiliki kelemahan. Sistem yang dibuat memelopori konsep penggelapan pajak, penghindaran pajak, dan korupsi.
Para juru tulis sering kali bekerja sama untuk tidak melaporkan angka-angka tersebut kepada kerajaan dan mempertahankan surplusnya. Mereka jugamembebankan biaya yang lebih besar kepada petani.
Pada saat yang sama, pembayar pajak menemukan cara-cara kreatif untuk menghindari pembayaran iuran mereka. Timbangan yang digunakan untuk mengukur biji-bijian, misalnya, dapat dengan mudah dimanipulasi.
“Orang-orang akan menyelundupkan batu ke dalam biji-bijian untuk memenuhi beban pajak di ladang mereka,” kata Wilkinson. Masalahnya menjadi begitu besar, sehingga ada dekrit kerajaan yang dikeluarkan yang memberitahukan masyarakat untuk tidak menipu sistem.
Firaun Horemheb mengeluarkan dekrit yang menyatakan bahwa pemerasan dan penghindaran pajak dapat dihukum dengan pencabutan hidung dan pengasingan.
Source | : | The Collector |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR