Nationalgeographic.co.id— Baghdad, ibukota Irak, tak hanya terkenal sebagai kota metropolitan terbesar di Timur Tengah, tetapi juga melegenda dengan julukan "Kota Seribu Satu Malam".
Julukan ini erat kaitannya dengan kisah epik "Alf Lailah wa Lailah" (Seribu Satu Malam) yang konon terinspirasi dari kemegahan Baghdad di masa lampau.
Pertanyaannya, kenapa Baghdad dijuluki Kota Seribu Satu Malam?
Artikel ini akan mengupas asal-usul julukan tersebut dan membawa Anda menyelami kisah kejayaan Baghdad di masa keemasannya.
Kita akan menjelajahi bagaimana kota ini menjadi pusat peradaban dunia di bawah kepemimpinan Kekhalifahan Abbasiyah, serta peran Kisah Seribu Satu Malam dalam mengabadikan kemegahan Baghdad dan menginspirasi dunia.
Kisah Kejayaan Baghdad di Masa Silam
Kisah Seribu Satu Malam membawa pembacanya menjelajahi berbagai genre cerita, dari legenda, fabel, roman, hingga dongeng, dengan latar tempat yang beragam.
Namun, Baghdad menjadi salah satu lokasi utama dalam kisah-kisah ini.
Di sanalah diceritakan tentang kepemimpinan Harun Ar-Rasyid yang dihormati, serta kisah-kisah yang mencerminkan kejayaan budaya Baghdad di masa keemasannya sebagai pemimpin dunia Arab dan Islam.
Kejayaan Baghdad bukan hanya isapan jempol. Dalam sejarah, kota ini pernah menjadi pusat kerajaan Islam yang gemilang.
Di bawah kepemimpinan Kekhalifahan Abbasiyah, seperti dilansir Kompas.com, Baghdad disulap menjadi pusat peradaban dunia.
Baca Juga: Banu Musa Bersaudara, Pionir Ilmu Pengetahuan dan Inovasi dari Bagdad
Berdirinya Baghdad pada tahun 762 M diprakarsai oleh Al-Mansur, khalifah kedua Dinasti Abbasiyah.
Puncak keemasannya tercapai di masa Khalifah Harun Ar-Rasyid (786-809), di mana Baghdad menjelma menjadi kota terkaya dan terdepan di bidang seni, ilmu pengetahuan, dan peradaban.
Kisah Seribu Satu Malam menjadi bukti nyata kehebatan Baghdad. Cerita-ceritanya menggambarkan kekayaan, kemajuan teknologi, dan keberagaman budaya yang menyelimuti kota ini
Menurut Yaqubi, sejarawan dan ahli geografi abad ke-9, Baghdad pada masa itu menjadi salah satu kota paling maju dan dianggap sebagai pusat dunia bagi para ilmuwan, cendekiawan, pemusik, sejarawan, ahli hukum, dan filsuf.
Peradaban Baghdad yang gemilang ini bahkan menginspirasi bangsa Eropa yang saat itu tengah mengalami masa kegelapan ilmu pengetahuan, yang dikenal sebagai Abad Pertengahan.
Kemajuan dan kemegahan Baghdad di masa lampau tersebutlah yang kemudian melahirkan julukan "Negeri 1001 Malam" yang banyak disebut dalam Kisah Seribu Satu Malam.
Melalui kisah-kisah magisnya, Kisah Seribu Satu Malam telah mengantarkan Baghdad menjadi legenda abadi, sebuah kota yang tak lekang oleh waktu.
Julukan "Kota Seribu Satu Malam" menjadi pengingat akan kemegahan Baghdad di masa lampau, sebuah peradaban yang tak hanya kaya akan budaya dan ilmu pengetahuan, tetapi juga menginspirasi kemajuan dunia.
Kini, Baghdad masih menyimpan jejak-jejak kejayaannya, mengundang para penjelajah untuk menyelami kisah-kisah magis dan merasakan atmosfer kota yang pernah menjadi pusat peradaban dunia tersebut.
Baca Juga: Mengapa Ibn al-Haytham Dijuluki 'Alhazen' oleh Bangsa Barat?
KOMENTAR