Gaya gravitasi yang kuat di planet raksasa ini menarik unsur-unsur yang lebih berat ke bagian dalam, membentuk inti yang terdiri atas batuan, logam, dan es. Sayangnya, kita tidak bisa mengamati bagian dalam planet ini secara langsung.
Yang bisa kita lihat hanyalah atmosfer dengan awan berputar di atasnya. Keberadaan inti yang lebih padat di dalam planet-planet ini hanya dapat disimpulkan melalui studi gravitasi masing-masing.
Uranus dan Neptunus, meskipun berukuran jauh lebih kecil daripada Jupiter dan Saturnus, juga memiliki inti yang terbuat dari batuan, logam, dan es. Keduanya kurang efisien dalam menarik gas hidrogen dan helium, sehingga memiliki atmosfer yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan ukuran intinya.
Secara kimiawi, setiap planet raksasa didominasi oleh hidrogen dan berbagai senyawanya. Hampir semua unsur oksigen yang ada terikat secara kimiawi dengan hidrogen membentuk air (H2O).
Para ilmuwan kimia menyebut komposisi yang didominasi hidrogen seperti ini sebagai tereduksi. Di seluruh bagian luar tata surya, kita menemukan air yang melimpah (sebagian besar dalam bentuk es) dan komposisi tereduksi.
Planet Terestrial: Si Kecil Berbatu
Planet terestrial, yang sering disebut sebagai planet kecil, jauh lebih kecil dibandingkan planet raksasa. Berbeda dengan planet jovian yang didominasi gas, planet terestrial tersusun atas batuan dan logam.
Unsur-unsur penyusunnya pun tergolong kurang melimpah di alam semesta. Batuan yang paling umum, disebut silikat, terbentuk dari silikon dan oksigen. Sementara itu, logam yang paling dominan adalah besi.
Kepadatan planet-planet ini memberikan petunjuk mengenai proporsi logamnya (semakin padat, semakin tinggi kandungan logamnya).
Merkurius memiliki proporsi logam terbesar, sedangkan Bulan memiliki proporsi terkecil. Bumi, Venus, dan Mars memiliki komposisi massa yang relatif serupa: sekitar sepertiga massanya terdiri dari kombinasi besi-nikel atau besi-sulfur, dan dua pertiganya tersusun atas silikat.
Hal ini disebabkan karena sebagian besar planet ini tersusun atas senyawa oksigen (seperti mineral silikat di kerak bumi), komposisi kimianya dikategorikan sebagai teroksidasi.
Baca Juga: Mengapa Planet dalam Tata Surya Dinamai dari Dewa Mitologi Romawi?
KOMENTAR