Nationalgeographic.co.id—Pada awal abad ke-15, di lepas pantai Pulau Ceylon, terdapat suatu lalu lintas kapal yang tak pernah terjadi sebelumnya. Kapal-kapal yang melintas, berbagi dari Tiongkok, mengisi laut dengan megahnya.
Terbesar di antara mereka memiliki sembilan tiang yang menjulang tinggi, menakjubkan semua yang melihatnya. Namun, meskipun ukurannya yang luar biasa, mereka bukanlah armada penyerbu.
Mereka berlayar untuk mewartakan kejayaan Kekaisaran Tiongkok. Dan di balik kemegahan ini, seorang pemimpin lahir di daratan Tiongkok, di dekat Kunming, yang memimpin armada terbesar yang pernah mengarungi lautan.
Pada masa kecilnya, ia dipanggil Ma He, Ma adalah kependekan dari Muhammad, karena ia adalah seorang Muslim Tionghoa. Ayah dan kakeknya sama-sama menyandang gelar Haji, yang berarti orang yang telah melakukan ibadah haji ke Mekkah.
Pengetahuan tentang budaya Muslim, mungkin akan terbukti sangat berharga dalam kehidupan Ma di kemudian hari.
Ma He kemudian menjadi Zheng He atau juga dikenal Cheng Ho, seorang pelaut legendaris, navigator, dan utusan yang dihormati di abad ke-15 Tiongkok.
Ditangkap oleh Dinasti Ming
Ayah Ma He mungkin sangat setia pada Dinasti Yuan. Hidupnya berakhir di tangan tentara Ming, dalam sebuah pertempuran.
Kala itu, menurut James Burch dilansir dari laman All that's Interesting, anak yatim yang berasal dari keluarga musuh akan dibawa ke dalam penampungan–nyaris seperti penjara.
“Saudara laki-laki Ma He dibebaskan, tetapi seorang jenderal mengakui Ma He sebagai pemberani dan cerdas, sehingga dia dipilih untuk melayani kekaisaran,” kata James.
Namun di Tiongkok, pegawai istana haruslah seorang kasim, sehingga pada usia 10 tahun Ma He menjalani pengebirian. Tingkat kematian akibat operasi yang sangat menyakitkan itu adalah 20 persen.
Baca Juga: Armada Harta Karun Zheng He, Simbol Kedigdayaan Maritim Dinasti Ming
Source | : | All Thats Interesting |
Penulis | : | Tri Wahyu Prasetyo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR