Nationalgeographic.co.id - Pernahkah Anda memperhatikan bahwa tidak peduli seberapa sering Anda melihat Bulan, kawah dan fitur lainnya selalu tampak sama?
Pola dataran tinggi yang terang dan maria bulan yang gelap yang khas telah menghadap Bumi selama ribuan tahun.
Pertanyaan pun muncul, mengapa permukaan bulan yang menghadap bumi selalu sama?
Artikel ini akan mengulas alasan di balik fenomena menarik ini.
Kita akan membahas bagaimana rotasi Bulan dan gravitasi Bumi bekerja sama untuk menciptakan ilusi bahwa kita hanya melihat satu sisi Bulan.
Selain itu, kita juga akan mempelajari efek librasi bulan, yang memungkinkan kita untuk melihat sedikit lebih banyak dari separuh permukaan Bulan.
Di akhir artikel ini, Anda akan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang mengapa Bulan selalu menunjukkan wajah yang sama kepada kita.
Mengapa Kita Selalu Melihat Sisi Bulan yang Sama?
Bumi berputar pada porosnya, seperti dilansir dari Sky at Night Magazine, begitu juga Bulan.
Bulan membutuhkan waktu 27,3 hari untuk sekali berputar, yang sama persis dengan waktu yang dibutuhkan untuk mengorbit planet kita.
Akibatnya, di Bumi kita selalu melihat sisi Bulan yang sama.
Baca Juga: Perbedaan Antara Planet Luar dan Planet Dalam di Tata Surya Kita
Meskipun demikian, secara teknis kita bisa melihat sedikit lebih dari separuh permukaan Bulan.
Hal ini terjadi karena adanya efek goyangan yang dikenal sebagai librasi bulan.
Jika Bulan berputar lebih cepat atau lebih lambat dari sekali per orbit, kita bisa melihat seluruh permukaannya.
Dalam istilah astronomi yang tepat, kita katakan bahwa Bulan "terkunci secara tidal" ke Bumi atau lebih dikenal dengan istilah "penguncian pasang surut".
Anda mungkin juga pernah mendengar istilah "rotasi sinkron", yang pada dasarnya memiliki arti yang sama.
Bagaimana Bulan "Terkunci"?
Sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu ketika Bulan terbentuk, ia berputar jauh lebih cepat daripada sekarang.
Gravitasi Bumi menyebabkan tonjolan berbatu di Bulan, sehingga bentuknya tidak bulat sempurna melainkan seperti lemon, dengan ujung yang runcing menghadap planet kita.
Di masa lalu ketika Bulan berputar cepat, lokasi tonjolan ini terus berubah, bergerak melintasi permukaan dengan cara yang sama seperti pasang surut laut kita.
Efek ini secara bertahap memperlambat kecepatan putaran Bulan hingga selaras dengan periode orbitnya.
Imbasnya, hemisfer yang menghadap kita menjadi terkunci pada posisinya.
Baca Juga: Mengapa Gerhana Matahari dan Gerhana Bulan Tidak Terjadi Setiap Bulan?
Mengapa Penampakan Bulan Berubah?
Meskipun Bulan selalu menunjukkan sisi yang sama kepada kita, jika Anda mengamati lebih dekat, Anda akan melihat bahwa Bulan tidak selalu "bercahaya" dari satu malam ke malam lainnya.
Hal yang Anda lihat ini adalah perubahan fase Bulan.
Fase mengacu pada proporsi permukaan Bulan yang terkena sinar matahari yang terlihat dari Bumi.
Ingatlah bahwa meskipun hanya sebagian kecil Bulan yang mungkin terlihat terang dari sudut pandang kita, sebenarnya 50% dari Bulan selalu diterangi pada saat tertentu.
Kita hanya tidak bisa selalu melihatnya.
Inilah mengapa para astronom tidak suka menyebut sisi Bulan yang menghadap jauh dari kita sebagai "sisi gelap", karena hal ini tidak selalu benar.
Sebaliknya, mereka lebih suka menyebutnya sebagai sisi jauh Bulan.
Siklus fase bulan (juga dikenal sebagai lunasi) berlangsung dari Bulan baru ke Bulan purnama dan kembali lagi, melewati fase Bulan sabit, Bulan seperempat, dan Bulan cembung, dan membutuhkan waktu 29,5 hari untuk menyelesaikannya.
Fenomena Bulan yang selalu menunjukkan sisi yang sama kepada Bumi ini merupakan hasil dari kombinasi rotasi Bulan dan gravitasi Bumi.
Meskipun kita hanya bisa melihat separuh permukaan Bulan, pengetahuan tentang mengapa permukaan bulan yang menghadap bumi selalu sama ini memberikan wawasan yang menarik tentang sistem tata surya kita.
Dengan memahami konsep rotasi sinkron dan librasi bulan, kita dapat lebih menghargai keindahan dan misteri Bulan, tetangga terdekat kita di angkasa.
KOMENTAR