Nationalgeographic.co.id—Bayangkan Anda sedang berdiri di tengah hiruk-pikuk era Renaisans, siap untuk memulai petualangan besar.
Tanpa teknologi GPS modern untuk memandu perjalanan Anda, satu-satunya pilihan adalah mengandalkan peta yang ada.
Namun, segera Anda menyadari bahwa para kartografer Renaisans memiliki tujuan lain dalam pikiran mereka ketika menciptakan peta-peta ini.
Alih-alih menjadi pemandu yang akurat, peta-peta ini lebih sering menjadi karya seni yang memproyeksikan keinginan dan ambisi para pelanggannya.
Mereka mencerminkan segala sesuatu mulai dari ambisi teritorial hingga kekuatan dagang, dan tujuan militer. Memahami peta-peta ini bukan hanya tentang mengetahui arah, tetapi juga tentang membaca cerita tersembunyi di balik garis dan simbol yang mereka tunjukkan.
Menurut Daniella Romano, seorang sejarawan seni dan penulis dari London, untuk memahami tujuan-tujuan ini, kita perlu menguraikan simbolisme mereka, seperti yang kita lakukan pada karya seni lainnya.
Menetapkan Elemen yang Mendominasi
Apa yang paling banyak menempati ruang? Bisa jadi hamparan kota, ladang kosong yang tak berujung, atau petak lautan. Menurut Daniella, hal ini mengisyaratkan motivasi utama dari sang pembuat peta.
Sebagai contoh, terang Daniella, pada peta London tahun 1572 karya Georg Braun dan Franz Hogenberg, Sungai Thames berada di tengah-tengah gambar dengan ukurannya yang dilebih-lebihkan, dan dipenuhi oleh kapal-kapal.
“Hal ini menunjukkan bahwa sang pemesan berusaha untuk menekankan keunggulan perdagangan London,” jelasnya.
Baca Juga: Peta Sejarah Eropa Abad Pertengahan Ini Dipenuhi Monster Laut
Source | : | The Collector |
Penulis | : | Tri Wahyu Prasetyo |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR