Nationalgeographic.co.id—Paus, lumba-lumba, dan pesut, yang secara kolektif dikenal sebagai Cetacea, telah lama menjadi makhluk yang menarik perhatian manusia.
Kehadiran mereka yang mengagumkan di lautan telah mengilhami berbagai cerita dan mitos, serta menjadi sumber daya penting bagi peradaban manusia selama berabad-abad.
Namun, bagaimana Cetacea dieksploitasi di masa lalu, terutama di kota besar seperti London pada era Romawi dan abad pertengahan, masih menjadi misteri yang menarik untuk diungkap.
Youri van den Hurk bersama rekan penelitiannya, Kevin Rielly, dan Mike Buckley, melakukan penelitian terkait eksploitasi catecea di London Era Romawi dan Abad Pertengahan. Penelitiannya terbit dalam jurnal Journal of Archaeological Science, pada 2021 silam.
Cetacea dalam Sejarah London
Dalam catatan sejarah, Cetacea sering kali muncul dalam konteks yang beragam. Di Inggris abad pertengahan, Cetacea dianggap sebagai "Royal Fish" atau "Ikan Kerajaan".
"Cetacea yang terdampar di pantai Inggris diperlakukan dengan cara yang sama seperti bangkai kapal; seperti yang tercatat dalam Leges Henrici Primi," kata Yori, penulis utama peneltian tersebut.
Perlu Anda ketahui, bahwa di masa itu, benda-benda yang dianggap sebagai "bangkai kapal dan benda-benda yang terombang-ambing di laut" adalah hak raja. Hal inilah yang menjelaskan mengapa catacea kemudian dikenal sebagai "Ikan Kerajaan".
Kendati demikian, Cetacea yang terdampar seringkali menjadi rebutan antara raja, ratu, bangsawan dan pemuka agama yang memiliki wilayah kekuasaan di pesisir tempat paus tersebut terdampar.
Pertanyaan besar yang kemudian muncul adalah apakah mamalia laut ini hanya dimanfaatkan ketika terdampar atau juga diburu secara aktif?
Beberapa sumber sejarah mengindikasikan adanya perburuan aktif terhadap Ordo Cetacea. Kegiatan ini dianggap sangat menguntungkan nelayan namun juga berisiko tinggi.
Baca Juga: Sejarah Dunia: Pesta Liar Era Romawi dan Yunani Kuno, Seberapa Buruk?
Penulis | : | Tri Wahyu Prasetyo |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR