Salah satu sumber yang digunakan untuk mendukung argumen ini adalah Ælfric's Colloquy, sebuah dokumen dari abad ke-10 Masehi.
Dalam dokumen tersebut, seorang nelayan berdialog dengan seorang guru tentang pekerjaannya. Ketika ditanya apakah dia pernah mempertimbangkan untuk menangkap paus, nelayan tersebut menjawab:
"...adalah bisnis yang berisiko menangkap paus. Lebih aman bagi saya untuk pergi ke sungai dengan perahu saya, daripada pergi berburu paus dengan banyak perahu... Saya lebih suka menangkap ikan yang bisa saya bunuh, daripada ikan yang bisa menenggelamkan atau membunuh tidak hanya saya tetapi juga teman saya dengan satu pukulan."
Namun, dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa "banyak yang menangkap paus dan mendapat untung besar darinya".
Namun, bukti arkeologis menunjukkan bahwa sebagian besar paus yang ditemukan di London kemungkinan besar berasal dari paus yang terdampar dan kemudian dimanfaatkan oleh penduduk setempat.
Cetacea dan Masyarakat London
Kehadiran tulang Cetacea di situs-situs keagamaan seperti Bermondsey Abbey dan Westminster Abbey menunjukkan bahwa daging paus, lumba-lumba, dan pesut mungkin menjadi bagian dari makanan kaum elit, terutama para biarawan. Hal ini didukung oleh sumber-sumber sejarah yang menyebutkan bahwa paus sering dikaitkan dengan institusi keagamaan.
Namun, beberapa sumber juga menunjukkan bahwa konsumsi daging Cetacea tidak hanya terjadi di kalangan elit.
"Sumber lain dari periode yang sama menunjukkan bahwa para pedagang menjual daging paus di pasar-pasar lokal di London, menunjukkan bahwa beberapa bentuk komersialisasi juga terjadi," ungkap Youri.
Fakta bahwa paus, lumba-lumba, dan pesut dikonsumsi oleh berbagai kalangan masyarakat, baik elit keagamaan maupun masyarakat umum, menunjukkan bahwa mereka memiliki peran penting dalam kehidupan sosial dan ekonomi London pada zaman Romawi dan Abad Pertengahan.
Selain itu, penelitian ini juga menemukan fakta bahwa tulang-tulan mereka dimanfaatkan untuk membuat berbagai peralatan dan artefak, terutama pada periode Anglo-Saxon.
Baca Juga: Pengaruh Kisah Inses Mitologi Yunani dan Romawi di Masyarakat Kuno
Penulis | : | Tri Wahyu Prasetyo |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR