Nationalgeographic.co.id—Di tengah gemerlap kisah heroik dan romansa dewa-dewi yang melambungkan Yunani dan Romawi kuno ke puncak peradaban, ada satu topik yang selalu dianggap tabu: inses.
Pada era di mana dewa-dewi dan manusia kuno mengeksplorasi batasan moralitas dengan cara-cara yang tak terduga, pemahaman mendalam tentang inses membuka pintu menuju refleksi yang lebih dalam tentang nilai-nilai, dilema, dan struktur sosial mereka.
Bagaimana kisah-kisah inses ini merefleksikan nilai dan norma sosial mereka? Mari kita telusuri lebih dalam.
Mitologi dan Sastra: Panggung Inses di Yunani dan Romawi
Dalam lipatan mitologi Yunani dan Romawi, inses bukanlah topik yang asing lagi. Sebaliknya, cerita-cerita tentang hubungan insesual sering kali mendominasi narasi tentang dewa-dewi mereka.
"Raja para dewa dalam mitologi Yunani kuno adalah Zeus, yang menikahi dewi Hera. Namun, pasangan ini tidak hanya berbagi pernikahan dan pemerintahan di langit. Mereka juga berbagi orang tua." kata Mia Forbes, sejarawan klasik, menggambarkan hubungan antara Zeus dan Hera yang pelik–setidaknya dalam kacamata modern.
Hubungan insesual antara dewa-dewi tidak hanya terbatas pada Zeus dan Hera. Dalam narasi yang sama kompleksnya, Uranus dan Gaia, misalnya, adalah contoh lain dari hubungan yang membingungkan antara ibu dan anak yang juga menjadi pasangan.
Kisah-kisah ini menunjukkan bagaimana hubungan keluarga antar dewa sering kali bersifat multifaset dan melibatkan tautan yang secara moral dianggap tabu oleh masyarakat modern.
Dalam ranah sastra, inses juga sering menjadi tema utama, seperti yang dijelaskan oleh Forbes, "Ovid tidak asing dengan yang erotis, dan eksplorasinya yang mendalam terhadap tema inses menonjolkan betapa tertariknya orang Romawi pada subjek tabu ini."
Karya-karya Ovid, khususnya 'Metamorphoses', mengandung berbagai kisah transformasi yang sering kali melibatkan hubungan insesual yang dramatis dan penuh gairah.
Baca Juga: Selidik Kisah Cinta Pahlawan Mitologi Yunani Achilles dan Ratu Amazon
Penulis | : | Tri Wahyu Prasetyo |
Editor | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
KOMENTAR